Purwakarta Dipacu Tingkatkan Mutu Benih Hortikultura

Purwakarta Dipacu Tingkatkan Mutu Benih Hortikultura
Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi saat mengunjungi sentra produksi benih hortikultura di Purwakarta, Jumat (28/12). Foto: Humas Kementan

Terkait pemasaran hasil hortikultura, Agus menegaskan tidak ada masalah. Selama ini sudah dipasarkan wilayah sekitar bahkan petani saat ini sedang diupayakan untuk menjadi pelaku usaha juga yang dapat menampung hasil produksi untuk dipasarkan ke pasar modern hingga ekspor.

“Jadi sayuran dan buah-buahan nanti tidak hanya dijual ke pasar induk, tetapi juga ditampung sendiri oleh petani yang menjadi pelaku usaha. Di Purwakarta sudah ada beberapa eksportir, ini yang akan memberikan kemudahan bagi petani. Contohnya manggis, bulan Februari akan panen sekitar 50 ribu ton,” ujarnya.

Luas lahan manggis di Purwakarta mencapai 1.400 hektar yang tersebar di lima kecamatan tersebut. Harga saat ini semakin bagus seiring dengan adanya dua eksportir peserta dua unit packaging house di dua kecamatan Darandang dan Purwakarta. “Bila dulu harganya maksimal 12 ribu per kg, tapi sekarang untuk diekspor 28 ribu per kilogram,” ungkap Agus.

Sementara itu dari PT. Prabu Agro Mandiri, Akik mengatakan pihaknya mendirikan pabrik di Purwakarta sejak 2012 dan memproduksi benih sebanyak 12 jenis komoditas dan 40 varietas yang sudah dilepas. Di antaranya oyong, gambas, paria, mentimun, kacang panjang, semangka, melon, janggung manis dan lainnya.

“Selama ini kami bermitra dengan penangkar benih di Jember, Bandung Barat, Ciamis dan menjajaki bermitra dengan penangkar di Purwakarta. Produksi benih sudah kami pasarkan di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi bahkan sudah dikirim sampai Papua,” jelasnya.

Akik menyebutkan jenis benih yang favorit diminati pasaran antara lain kacang panjang, paria, cabai rawit dan benih melon. Bahkan saat ini menanam melon di Cirebon yang hasilnya sangat menguntungkan. “Biaya impasnya Rp 4 ribu per pohon bisa menghasilkan 2 buah per pohon dengan berat 2 sampai 4 kg dan harganya Rp 5 sampai 6 ribu per kilogram,” pungkasnya.

Perlu diketahui, berdasarkan data BPS, ekspor total hortikultura segar Januari hingga Agustus 2018 mencapai Rp 1,28 triliun, naik 27% dibanding Januari sampai Agustus 2017 yang hanya Rp 0,94 triliun. Sedangkan total ekspor hortikultura segar dan olahan Januari hingga Agustus 2018 mencapai Rp 287 triliun.

Untuk terus memacu volume ekspor, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan telah menetapkan prognosa produksi sayuran 2018 mencapai 12,9 juta ton atau naik 3,4% dibandingkan 2017. Prognosa di tahun 2019 pun telah disiapkan, sehingga Kementan terus memperluas kawasan pengembangan hortikultura dan benih sayuran. (jpnn)


Kementerian Pertanian (Kementan) terus memacu berbagai daerah agar menjadi sentra produsen benih hortikultura yang berskala ekspor.


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News