Pusdok Sastra HB Jassin Kurang Dana

Pusdok Sastra HB Jassin Kurang Dana
Pusdok Sastra HB Jassin Kurang Dana
Endo menuturkan, kebutuhan dana di PDS sejatinya terus bertambah. Selain menggaji karyawan, merawat dokumen-dokumen sastra juga perlu duit. Ada banyak kertas-kertas yang rentan lapuk. Selain itu, mereka perlu pengadaan untuk meng-update koleksi.

Mereka juga harus mengkliping cerpen-cerpen di koran dan mengumpulkannya berdasarkan nama penulis. "Sekarang koran-korannya menumpuk. Tidak ada orang yang mengkliping," kata lulusan Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI) ini.

Endo berharap Pemprov tidak akan mengurangi biaya subsidi. Sebab, itu menjadi sumber pembiayaan yang penting bagi PDS. Dia khawatir jika berkurang drastis, PDS tak bisa mempertahankan koleksinya dan harus tutup.

Kabar terancam tutupnya PDS gara-gara dana membuat beberapa sastrawan bergerak. Penyair Sitok Srengenge, misalnya. Dia menggalang dana untuk PDS melalui sejumlah koleganya dan akun jejaring sosial twitter miliknya. Beberapa dari mereka bahkan sudah membentuk koordinator pengumpul koin di wilayahnya. "Ini sifatnya gawat darurat. Masyarakat harus ikut membantu agar bisa diselamatkan," katanya.

JAKARTA - Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin terancam tidak bisa berkembang. Pasalnya, dana subsidi dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemprov

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News