Putus Cinta, Berdarah-darah Jalan Kaki Tanpa Busana

Putus Cinta, Berdarah-darah Jalan Kaki Tanpa Busana
Depresi karena putus cinta. Ilustrasi Foto: pixabay

Berdasarkan paparan kerabat, di pagi hari SC terlihat baik-baik saja. Ia sempat mengikuti acara keagamaan di salah satu gereja. “Dia anaknya baik dan alim. Mungkin dia tidak kuat menahan depresinya, karena dia tidak mau cerita permasalahannya , sehingga kami tidak tahu masalahnya apa,” ucap kerabat SC.

SC langsung mendapat perawatan medis seketika tiba di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Amalia. Adapun sejumlah luka yang diderita korban meliputi bagian perut, tumit, paha, serta betis.

SC memiliki latar belakang ekonomi keluarga tidak mampu, membuat pihak kelurahan mencari solusi. Lurah Api-Api Andiga Mufti Kuswardani lantas menghubungi Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Pemberdayaan Masyarakat (Dissos-P3M).

“Ternyata korban ini termasuk warga miskin,” kata Andiga kepada Bontang Post (Jawa Pos Group) saat menjenguk korban di RS Amalia.

Kendati keluarga memiliki BPJS kesehatan dan jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas), namun itu tidak bisa digunakan untuk pembayaran perawatan. Mengingat kasusnya dikarenakan melukai diri sendiri.

“Tetapi dengan kasus seperti ini dari BPJS dan jamkesmas tidak bisa menanggung. Saya berharap ada bantuan sosial dari OPD terkait guna pembayaran perawatan medis korban,” katanya.

Sementara itu perwakilan dari LK3 Dissos-P3M, Tri Lelonowati berujar bantuan tersebut masih sebatas usulan. Mengingat kapasitas Dissos-P3M hanya merekomendasikan. “Perkara disetujui atau tidaknya bukan kewenangan kami,” ucap Tri. (ak)


Diduga depresi lantaran putus cinta, SC jalan kaki tanpa mengenakan busana, dalam kondisi tubuh berdarah-darah.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News