Qatar dan Perang Peradaban
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
jpnn.com - Sepak bola bukan sekadar olahraga.
Rumitnya globalisasi dunia bisa dijelaskan melalui sepak bola, dan sengkarutnya persaingan peradaban juga bisa tergambarkan melalui sepak bola.
Itulah yang terlihat pada Piala Dunia di Qatar tahun ini. Fenomena globalisasi dan perang peradaban terhampar pada perhelatan sepak bola dunia terbesar ini.
Franklin Foer menulis buku "How Soccer Explain The World: The Unlikely Theory Of Globalization" (2004).
Dia mengungkap bagaimana sepak bola sudah menjadi industri tempat persaingan dan peperangan bisnis, politik, dan bahkan agama.
Foer mengungkap rivalitas di luar nalar yang tercipta antara dua tim Skotlandia, Glasgow Celtic dan Rangers.
Pertandingan "Old Firm Derby" antara kedua tim selalu mencekam karema ancaman kekerasan hooligan garis keras kedua tim.
Bukan cuma adu kuat di atas lapangan, Celtic dan Rangers merupakan representasi konflik sektarian berkepanjangan yang banyak memakan korban.
Orang boleh meragukan tesis perang peradaban Huntington. Akan tetapi, Piala Dunia kali ini menjadi bukti bahwa perang antarperadaban memang ada.
- Bilbao Vs Madrid 2-1: Mbappe Gagal Penalti, Valverde Blunder
- Warning dari Erick Thohir Setelah Timnas Indonesia Menghancurkan Arab Saudi
- Haaland Puji Guardiola: Dia Manager Terbaik di Dunia
- Darmizal Apresiasi Langkah Erick Thohir Mentransformasi Sepak Bola Nasional
- Pelatih Bahrain Menantikan Duel Melawan Timnas Indonesia
- Mengintip Peluang Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026, Seberapa Dekat?