Radikal Shofa

Oleh: Dahlan Iskan

Radikal Shofa
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Toni dijatuhi hukuman 11 tahun. Perilakunya baik. Ia cepat keluar. Lalu kembali ke kampungnya di perbatasan OKU-Mesuji. "Saya perlu perjalanan lima jam dari Palembang ke rumahnya," ujar Shofa.

Toni punya grup 3 orang. Semua dari OKU. Ia sendiri jadi teroris karena terpengaruh jaringan yang lebih besar.

Kini rumah Toni yang sederhana merangkap jadi perpustakaan. Anak-anak sekitar membaca buku di situ. Banyak buku cerita anak-anak kiriman Shofa.

Juga buku-buku ilmu sosial. Hanya sedikit buku agama. "Kalau banyak membaca buku agama malah gaduh," ujar Shofa.

Shofa punya kegiatan yang sama di Palembang. Juga di Cirebon. Di Jateng. Total ada 42 mantan teroris yang kini tergabung dalam Rudalku. Di banyak daerah.

Dengan perpustakaan rumah itu, Shofa ingin mengikatkan para mantan teroris ke ikatan rumahnya. Agar kerasan di rumah. Homing. "Begitu banyak ajaran hadis yang menyebutkan perlunya kembali ke rumah," katanya.

Bagaimana para mantan teroris itu bisa percaya pada Shofa? "Mungkin karena mereka melihat saya tidak punya agenda tersembunyi apa-apa," ujar Shofa.

"Pasti mereka sudah mengecek latar belakang saya. Dan saya bukan jenis orang yang dipakai," tambahnya.

Kini Shofa punya kegiatan mulia: bersahabat dengan mantan teroris. Bukan hanya bersahabat. Ia punya program bersama. Namanya: Rudalku.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News