Radio Pemberontakan Arek Suroboyo dan Ritual Bikin Kebal (1)

Radio Pemberontakan Arek Suroboyo dan Ritual Bikin Kebal (1)
Bung Tomo. Foto: Public Domain.

Propaganda Perang

Radio Pemberontakan, "mula-mula bergelombang pendek 34 meter," tulis Soeara Rakjat, edisi 15 Oktober 1945.

Kemudian, sebagaimana buku Pertempuran Surabaya, berkat dorongan dari pemimpin RI di Surabaya, Bung Tomo memperkuat pemancarnya sehingga dapat ditangkap di luar negeri.

Dari Jalan Mawar, "suara Bung Tomo yang khas itu merupakan magic voice yang dapat membakar semangat dan naluri untuk berjuang," tulis buku Pertempuran Surabaya.

Ketika pihak Sekutu mulai memborbardir kota Surabaya pada 10 November 1945,  melalui radionya, Bung Tomo terus menerus menyeru bahwa ini perang suci. 

Berikut secuplik siaran Bung Tomo pada 10 November 1945, sebagaimana disarikan dari Pertempuran Surabaya... 

Saudara-saudara… banyak teman kita yang telah gugur. Tetapi percayalah! Mereka ini, daging darah, tulang-tulang mereka ini akan menjadi rabuk dari suatu negara merdeka di kelak kemudian hari. 

Saudara-saudara…kemakmuran dan keadilan yang merata akan menjadi bagian anak-anak mereka di kelak kemudian hari.

BILA lagu Tiger Shark karya Peter Hodykinson yang dibawakan grup Hawaiian Islanders berkumandang, pertanda Radio Pemberontakan segera siaran. Wenri

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News