Ragukan Vaksin AstraZeneca, Warga Papua Nugini Menolak Disuntik

Ragukan Vaksin AstraZeneca, Warga Papua Nugini Menolak Disuntik
Miriam Siwi mengatakan dia dan keluarganya tidak akan mau divaksinasi AstraZeneca karena efek sampingnya. (Supplied: Mariam Siwi)

"Ada lebih banyak efek samping setelah divaksinasi, setelah kurun waktu tertentu," katanya.

Di media sosial, banyak orang yang menyuarakan kekhawatiran yang sama dengan Miriam, dan mengatakan bahwa mereka perlu lebih banyak bukti bahwa vaksin tersebut aman.

Para ahli kesehatan saat ini berusaha untuk menyampaikan pesan yang lebih kuat bahwa AstraZeneca sebenarnya aman dan efek samping yang berbahaya itu sangat jarang sekali terjadi.

Australia punya 'standar ganda'

Khai Huang, ahli penyakit menular dari Burnet Institute di Australia mengatakan bahwa tentu saja ada risiko bahwa tetap dijalankannya program vaksinasi di Papua Nugini dapat menimbulkan salah paham, setelah Australia sendiri telah memutuskan untuk membatasi penggunaannya.

"Ini bisa dilihat sebagai standar ganda, maksudnya, mengapa Australia mengatakan ini? Membatasi vaksin ini dalam negeri, tapi boleh di Papua Nugini," kata Dr Huang.

Ia mengatakan, penting bagi mereka yang memiliki kekhawatiran-kekhawatiran itu untuk ingat bahwa AstraZeneca adalah vaksin yang aman dan efektif.

"Risikonya sangat kecil, dan itu sesuatu yang perlu kita benar-benar kita simpan dalam perspektif," katanya.

Pejabat kesehatan lokal Papua Nugini memutuskan untuk meneruskan program vaksinasi dengan AstraZeneca setelah berkonsultasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Keputusan Australia membatasi pemakaian vaksin AstraZeneca untuk kelompok di bawah 50 tahun telah menyebabkan keraguan vaksinasi di Papua Nugini yang saat ini sedang berlangsung

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News