Raja Kelas Terbang yang Tak Terkalahkan

Raja Kelas Terbang yang Tak Terkalahkan
Petinju legendaris asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). FOTO: Timor Express/JPNN.com

Dia jura juara I Pon XIV, Juara Presiden Cup (1996), Juara SEA Games, Presiden Cup, dan STE (1997), Juara Presiden Cup, Juara II ASEAN Games, dan Juara STE (1998), Juara STE, Juara III SEA Games, lolos Olimpiade Sidney (2000), Juara Udayana Cup (Terbaik), Juara Kejurnas di Makassar (2002), Juara III SEA Games, Juara I Pra PON di Kaltim (2003) serta Juara I PON Palembang (2004).

Semua gelar itu kata Her diraihnya dengan susah payah dan itu tidak terlepas dari dukungan banyak pihak, khususnya kedua orangtua dan sanak keluarga serta teman-teman dekatnya.

Dan yang lebih membanggakan lagi, dalam partisipasinya di tiga PON, Her mampu meraih emas di tiga kelas berbeda. Yakni Kelas Layang Ringan 45 kg (PON XIII 1993), Kelas Layang 48 kg (PON XIV 1996) dan Kelas Terbang 51Kg (PON XVI 2004).

 

Bila kita melihat torehan prestasi tersebut, ada gambaran kalau untuk even nasional Her merupakan rajanya tinju amatir yang belum terkalahkan. Ini tak lain karena semangat juangnya yang tinggi untuk memberikan sesuatu yang terbaik dari dirinya di akhir karirnya. Dan itu dilakukannya dengan ketekunan dan keuletan dalam berlatih.

"Semua itu bukan karena kemampuan saya semata namun lebih karena berkat Tuhan dan dukungan semua pihak yang telah memampukan saya untuk itu,"kata Hermensen, yang saat ini menjabat sebagai Kasie Olahraga Rekreasi dan Industri Olahraga Dispora NTT ini.

PON XVI di Palembang, merupakan kiprah terakhir Her di pentas tinju amatir, saat itu usianya mencapai 33 tahun. Dan selama berkiprah di ring tinju amatir hingga PON XVI 2004, pertarungan yang paling berkesan adalah ketika dirinya memukul roboh petinju Kalimatan Barat, Daud Yordan di final kelas terbang 51 Kg. Saat itu dia berhasil merebut emas bagi NTT.

Selama kiprahnya di ring tinju amatir nasional, Her tak pernah dikalahkan petinju lainnya di Indonesia. Sejak meninggalkan ring tinju Amatir, Her mulai menekuni dunia kepelatihan yang memang menjadi tujuan utamanya setelah menggantung sarung tinju. Dia mempunyai obsesi melahirkan petinju-petinju handal NTT yang disegani di tingkat nasional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News