Raja Salman Diyakini Berinvestasi di Indonesia

Raja Salman Diyakini Berinvestasi di Indonesia
Raja Salman. Foto: AFP

"Pada triwulan pertama tahun 2017, targetnya sudah terbangun 10.000 Homestay Desa Wisata, minimal di 10 top destinasi,” ujar Pokja Percepatan 10 Destinasi Prioritas Kemenpar, Hiramsyah S Thaib.

Sepuluh Bali Baru itu adalah Danau Toba (Sumut), Tanjung Kelayang (Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kep Seribu Dan Kota Tua (Jakarta), Borobudur (Joglosemar), Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur), Mandalika (Lombok NTB), Labuan Bajo (NTB), Wakatobi (Sultra) dan Morotai (Maltara).

"Itulah quickwin homestay desa wisata yang menjadi salah satu factor penting dalam pengembangan destinasi pariwisata. Jika 10.000 homestay itu dipecah di 10 Bali Baru itu, maka satu titik kebagian 1.000 unit," jelas Hiram.

Khusus calon investor Arab Saudi, homestay di wilayah NTB sangat cocok. Di kawasan wisata ini, terdapat dua destinasi yang sangat oke buntuk pengembangan homestay.

Pertama, Mandalika satunya lagi Desa Sembalun yang baru saja memenangkan gelar best destination honeymoon di World Halal Tourism Award 2016 di Abu Dhabi, UEA.

"Di wilayah sini budaya Timur Tengah sudah tidak asing lagi, bahkan sudah familiar. Para investor dari Arab Saudi juga bisa memasukkan unsur-unsur budaya Arab yang dipadukan dengan Nusantara untuk ornamen atau bisnis kulinernya," papar Hiram.

Skema pendanaan pembangunan homestay dilakukan dengan cara menjalankan program Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat  (Kemenpupera) melalui mekanisme Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), dan rumah khusus (G2G). 

”Ini dilakukan bekerjasama dengan perbankan dan BUMN lainnya. Ruh-nya tetap melalui kelompok masyarakat, pelaku usaha atau koperasi dan BUMD,” pungkas Hiram.

Selain menguatkan hubungan kedua negara di bidang politik, kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz juga menjajaki investasi yang menarik

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News