Rakyat Masih Gaptek Dipaksa Pakai Bitcoin, Beginilah Jadinya

Kebijakan kontroversial itu mengharuskan pelaku bisnis menerima pembayaran dalam bitcoin bersama dolar AS, mata uang resmi El Salvador sejak 2001.
Di pesisir Pasifik, turis dan sejumlah restoran dan hotel telah menggunakan uang digital itu selama tiga tahun.
Toko-toko di El Zonte, yang dikenal sebagai Pantai Bitcoin, memasang pengumuman bertuliskan "Kami menerima bitcoin".
Di tempat lain, antrean panjang terlihat di luar anjungan tunai (cashpoint) bitcoin yang dipasang pemerintah, di mana orang dapat menukar bitcoin mereka dengan dolar.
Beberapa dari mereka mungkin hanya menunggu giliran untuk mencairkan bonus bitcoin 30 dolar (Rp 429 ribu) dari Chivo bagi para pendaftar.
Israel Marquez (53) mengaku menerima 100 dolar dari saudara laki-lakinya dan seorang teman yang tinggal di AS beberapa kali dalam setahun, namun dia enggan menggunakan bitcoin.
"Beberapa orang bilang mereka hanya mengunduh Chivo untuk mendapatkan 30 dolar lalu menonaktifkan aplikasi itu. Tapi saya bahkan tidak mau melakukannya," kata Marquez yang tinggal di Morazan, provinsi yang sebagian besar penduduknya bertani.
Kecurigaan pada bitcoin menyebar luas di El Salvador, menurut sebuah survei Universitas Amerika Tengah (UCA) terhadap 1.281 orang pada Agustus.
Penggunaan bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah di El Salvador belum menyentuh rakyat kecil yang gaptek
- Kuartal II 2025, Harga Bitcoin Diprediksi Makin Melejit
- Mengenal Nonce dan Mining Difficulty dalam Penambangan Bitcoin
- Lampaui Amazon dan Google, Bitcoin Kini Jadi Aset Kelima Terbesar di Dunia
- Harga Bitcoin Tembus Rp1,56 Miliar, CEO Indodax Ajak Masyarakat Mulai Mengubah Pola Pikir
- Ethereum & USDT Berkontribusi Signifikan pada Pertumbuhan Ekosistem Kripto di Indonesia
- Harga Bitcoin Tetap Stabil di Tengah Tekanan Geopolitik