Ramadan, Inovasi Layanan Ibadah, Mampukah Kita?

Ramadan, Inovasi Layanan Ibadah, Mampukah Kita?
Kepala Dinas PU Bina Marga Sidoarjo, Sigit Setyawan. Foto Radar Surabaya/ JPNN.com

Instansi  pemerintah dan perusahaan swasta mengagendakan banyak  kegiatan  yang  bertajuk  buka puasa bersama. Khas Ramadan.

Tidak  berbeda  Ramadan  tahun  lalu. Seolah Ramadan merupakan rutinitas yang hambar dan tanpa inovasi. Mampukah kita pada Ramadan ini menumbuhkan inovasi dengan kreativitas ibadah kita?

Ramadan  merupakan  kesempatan bagi kita untuk melepaskan rutinitas dan menumbuhkan inovasi dalam beribadah.

Saatnya menumbuhkan inovasi dan  meningkatkan  kreativitas  guna meningkatkan kualitas layanan ibadah.

Jika  rutinitas  kita  pada  Ramadan sekadar tidak makan tidak minum pada siang serta menggantinya dengan sahur dan  berbuka,  dalam  Ramadan  ini seharusnya ditingkatkan dengan menghindari kesombongan, menganggap diri lebih tinggi daripada orang lain, menghindari kebohongan, serta menghindari gibah dan menyakiti sesama.

Dalam Hadis Qudsi disebutkan bahwa Allah menisbatkan ibadah saum kepada diri-Nya, ”Sesungguhnya, ia adalah untuk-Ku.”  

Balasan  ibadah  saum  merupakan rahasia  Allah  dengan  hamba-Nya.  Bila diibaratkan puasa Ramadan sebagai sebuah layanan (baca layanan ibadah), bukankah
keberhasilan sebuah layanan bergantung pada tiga  hal, penyedia layanan, sistem layanan, dan pengguna layanan.

Allah  SWT  merupakan  pengguna layanan yang menilai kualitas layanan ibadah  kita.  

BARUSAN berlalu sebuah event, inovasi  pelayanan  publik  tingkat nasional. Itu adalah sebuah simposium dan pameran yang menampilkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News