Ramadan, Inovasi Layanan Ibadah, Mampukah Kita?

Selayaknya hal seperti itu diapresiasi untuk mendorong semakin tumbuhnya inovasi dalam pelayanan masyarakat.
Mereka berupaya untuk melepaskan diri dari rutinitas dan menumbuhkan kreativitas. Sudahkah berbagai inovasi tersebut memberikan kepuasan kepada masyarakat?
Penilaian kualitas layanan bergantung pada tiga hal. Yakni, institusi penyedia layanan, sistem layanan, dan masyarakat pengguna layanan.
Ketiganya harus terpadu sehingga sistemnya berjalan sesuai dengan kebutuhan pengguna layanan. Masyarakat tinggal menunggu kesungguhan penyedia layanan dalam memanfaatkan sistem yang dibuat sehingga dapat memberikan kepuasan bagi pengguna layanan.
Itulah hakikat inovasi layanan publik. Kita sudah memasuki Ramadan lagi.
Masyarakat menyambutnya dengan semangat yang kurang lebih sama seperti Ramadan lalu. TV juga sama seperti tahun lalu. Banyak ditawarkan barang yang belum tentu dibutuhkan, namun oleh produsen dibuat agar masyarakat menjadi ingin membeli barang tersebut.
Percakapan dan perdebatan yang sering muncul di layar kaca maupun di media cetak berkutat pada masalah yang juga tidak jauh berbeda dari tahun lalu.
Masalah naiknya harga telur, gula, beras, dan kebutuhan pokok lainnya juga menjadi sesuatu yang rutin terjadi pada Ramadan.
BARUSAN berlalu sebuah event, inovasi pelayanan publik tingkat nasional. Itu adalah sebuah simposium dan pameran yang menampilkan
- 1,4 Juta Kendaraan Kembali ke Jabotabek pada H+5 Lebaran
- Ribuan Kendaraan Memadati Pelabuhan Bakauheni Sore Ini, Lihat
- Menkes Imbau Pemudik Istirahat 15 Menit Tiap 4 Jam Berkendara untuk Hindari Kecelakaan
- Cegah Kecelakaan Arus Balik, Menkes: Istirahat 15 Menit Tiap 4 Jam Sudah Cukup
- Pemudik Diimbau Pulang Lebih Awal Hindari Puncak Arus Balik, Manfaatkan Diskon Tol
- Lonjakan Kendaraan di GT Kalikangkung Saat Arus Balik Lebaran Capai 158 Persen