Ramadan, Penghuni Lapas Diperbolehkan Berbuka Puasa Bersama Keluarga

Yang terasa sangat hadir adalah wajah-wajah gembira, meski beberapa mata tampak berkaca-kaca.
Seorang WBP tampak cukup lama memeluk anaknya, seorang bocah laki-laki tujuh atau delapan tahunan, sebelum melepaskannya.
Entah berapa lama ia tak melakukan hal itu, terhalang masa pembinaan yang masih harus ia jalani.
“Alhamdulillah, bisa ketemu keluarga, berbuka bersama sampai pukul 19.00,” kata Erisep Fajriyanda, seorang WBP, semringah.
Pemuda yang baru berusia 22 tahun itu mengaku bersyukur karena dengan acara tersebut terbuka peluang berbuka bersama keluarganya yang datang jauh-jauh dari Lampung.
“Bisa mengenang masa-masa bebas. Insyallah, saya juga bebas nanti,” kata Yanda.
Namun ada pula WBP yang tidak bisa ikut acara. “Saya kebagian tugas, menyiar di stasiun radio,” kata Rahmat Rifai.
Dia memang penyiar di stasiun radio internal yang mengudara di gelombang 107,9 FM. “Saya merasa senang bisa menghibur kawan-kawan. Kami bisa saling mengirm lagu, mengirim ucapan dan salam dengan kawan-kawan di blok,” kata dia.
Acara Ngabuburit di Lapas ini sudah dilakukan sejak pekan pertama Ramadan dan bergilir.
- 2 Warga Binaan Lapas Bukittinggi Tewas Gegara Minum Miras Dicampur Parfum
- Keren! Rumah Tamadun Ubah Limbah Jadi Lapangan Kerja Bagi Perempuan dan Warga Binaan
- Narapidana di Lapas Lombok Barat Bisa Video Call dengan Keluarga
- Sambut Hari Raya Idulfitri, Asosiasi Pilot Citilink Berbagi Kebersamaan di 13 Kota
- Tokoh Olahraga hingga Anggota DPR Hadiri Bukber Menpora Dito Ariotedjo
- Mardiono Tegaskan Pentingnya Kebersamaan dalam Kegiatan Bukber Kader PPP