Ramai Blockchain, Kripto dan NFT, Calon Investor Perlu Berhati-hati
Selain itu, perlu juga dipertimbangkan dampak kerusakan lingkungan karena proses komputasi terkait blockchain, kripto dan NFC membutuhkan konsumsi energi yang luar biasa besar.
Analisis Universitas Cambridge menemukan bahwa penambangan bitcoin mengkonsumsi 121,36 terawatt-per jam / tahun. Sebagai ilustrasi, jumlah ini mengalahkan konsumsi kumulatif aktivitas di Facebook, Microsoft, Apple dan Apple.
Dampaknya dari penelitian Universitas Columbia, bitcoin dapat mendorong pemanasan global lebih dari 2°C. Data Digiconomist menunjukan bitcoin menghasilkan sekitar 96 juta ton karbondioksida per tahun, setara jejak karbon negara-negara kecil.
"Ini baru satu bitcoin dan belum menghitung kegiatan terkait blockchain," papar mantan Direktorat Hukum Tim Kampanye Nasional Jokowi – Ma’ruf Amin. (jlo/jpnn)
Calon investor diingatkan agar berhati-hati dalam berinvestasi blockchain, kripto, dan NFT.
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh
- Bea Cukai Bekasi Resmikan Kawasan Berikat Mandiri PT LG Electronics Indonesia di Cibitung
- PT TForce Diminta Kembalikan Uang Nasabah
- Menko Airlangga Sebut Investasi Tak Memiliki Bendera, Indonesia Buka Peluang
- Harga Emas Antam Melonjak Hari Ini, Jadi Sebegini Per Gram
- Kinerja ABM Investama Sepanjang 2023 Meningkat
- KemenKopUKM Ajak Startup Financial Pitching dengan Global Venture Capital