Ransomware Ancam Keamanan Siber 2022, Begini Analisis Sophos

Ransomware Ancam Keamanan Siber 2022, Begini Analisis Sophos
Keamanan siber. ilustrasi Foto: Antara

Kemudian, ancaman siber yang sudah ditetapkan sebelumnya akan terus beradaptasi untuk mendistribusikan dan mengirim ransomware termasuk loader, dropper, dan komoditas malware lainnya seperti Initial Access Brokers, spam, dan adware.

Sophos juga menganalisis penggunaan berbagai bentuk pemasaran oleh penyerang ransomware untuk menekan korban agar membayar uang tebusan.

Insiden yang pernah terjadi pada 2021 itu membuat Sophos menerbitkan katalog berisi 10 jenis taktik saat mengalami tekanan yang berbeda seperti pencurian dan paparan data, panggilan telepon yang mengancam, penyerangan pada distributed denial of service (DDoS), dan lainnya.

Cryptocurrency juga diperkirakan akan terus memicu kejahatan dunia maya, seperti ransomware dan cryptomining yang berbahaya.

“Ransomware berkembang dengan pesat karena kemampuannya untuk beradaptasi dan berinovasi,” kata ilmuwan peneliti utama di Sophos Chester Wisniewski dalam keterangan yang diterima JPNN.com, Sabtu (20/11).

Dia menjelaskan penawaran ransomware-as-a-service (RaaS) telah memberikan kontribusi utama dengan membawa ransomware ke dalam jangkauan penyerang dengan keterampilan rendah pada beberapa tahun sebelumnya.

Pada tahun 2021, kata Wisniewski, pengembang RaaS menginvestasikan waktu dan energi untuk menciptakan kode canggih dan menentukan cara terbaik untuk mendapatkan pembayaran terbesar dari korban, perusahaan asuransi, dan negosiator.

"Hal ini telah mengganggu lanskap ancaman siber dan ancaman umum, seperti loader, dropper, dan Initial Broker Access yang ada di sekitar dan telah menyebabkan gangguan jauh sebelum adanya kekuasaan yang dimiliki ransomware di mana telah tersedot ke dalam 'lubang hitam' yaitu ransomware yang tampaknya telah menghabiskan banyak waktu," tutur dia.

Sophos menerbitkan laporan terkait tren ancaman dan kekacauan yang terjadi di dunia siber melalui Sophos 2022 Threat Report.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News