Rasio Kredit Bermasalah BCA Meningkat
Rasio kredit bermasalah di kredit konsumer naik tipis dari 0,7 persen ke 0,8 persen.
Salah satu penyumbang terbesar pada kredit bermasalah tahun lalu adalah kredit ke sektor pengangkutan batu bara.
’’Pencadangan yang cukup besar kami harapkan tidak mengurangi profit,’’ lanjut Jahja.
Emiten berkode saham BBCA tersebut memperoleh laba bersih yang tumbuh 14,4 persen menjadi Rp 20,6 triliun.
Selanjutnya, pendapatan bunga bersih tumbuh 12 persen. Pendapatan operasional lainnya tumbuh 13,2 persen.
Dari sisi kredit, pertumbuhannya terlihat lebih lambat daripada rata-rata industri.
BCA meraih pertumbuhan kredit 7,3 persen, sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan kredit rata-rata perbankan, yakni 7,9 persen.
Sementara itu, dari sisi dana pihak ketiga (DPK), pertumbuhannya mencapai sebelas persen atau lebih tinggi daripada rata-rata industri yang tumbuh sembilan persen.
Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) PT Bank Central Asia Tbk (BCA) meningkat dari 0,7 persen pada 2015 menjadi 1,3 persen tahun lalu.
- Dukung Pembangunan Berkelanjutan Pendidikan Berkualitas, BCA Berbagi Ilmu di Unsri
- Tampil sebagai Pembicara, CEO Halalin Bicara Soal Percepatan Wajib Halal di Event Zabetmart
- Usut Kasus Pencucian Uang, KPK Periksa Pihak BCA
- BCA Life Sukses Jaga Kinerja Keuangan Positif di 2023, Optimistis Berlanjut Tahun Ini
- Dukung Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan, ABM Group Raih Pendanaan Rp 1 Triliun dari BCA
- NU Care-LAZISNU dan Bank BCA Jalin Kerja Sama Layanan Pembayaran Zakat dan Donasi