Rasmus Paludan
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

jpnn.com - Poilitikus Swedia Rasmus Paludan mengukuhkan namanya sebagai politikus anti-Islam paling kontroversial di Eropa.
Aksi bakar Al-Qur'an yang dilakukannya di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia, akhir pekan lalu, makin menegaskan sikapnya yang anti-Islam. Ini bukan aksi pembakaran pertama yang dilakukan Paludan. Ia sudah melakukannya beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir.
Paludan melakukan aksinya itu untuk memprotes Pemerintah Turki yang dianggapnya mengganjal keanggotaan Swedia di Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Swedia dan Finlandia sedang mendaftar untuk menjadi anggota NATO.
Syarat utama penerimaannya adalah harus disetujui oleh semua anggota NATO.
Dari 30 anggota NATO, Turki belum memberi persetujuan terhadap pendaftaran Swedia dan Finlandia.
Swedia dan Finlandia adalah bagian dari negara-negara Skandinavia yang makmur dan sejahtera.
Selama Perang Dingin kedua negara itu memilih netral tidak memihak NATO yang dikomandani oleh Amerika Serikat.
Aksi pembakaran Al-Qur'an oleh Rasmus Paludan kali ini bukanlah aksi pertama. Paludan sudah pernah melakukan aksi bakar Al-Qur'an pada 2019 dan 2022.
- Beri Motivasi kepada Mahasiswa RI di Turki, Prabowo: Kalian Harus Bangga
- Kado Leopard
- Buntut Pembakaran Al-Qur'an, Warga AS di Turki Terancam Serangan Balas Dendam
- Prediksi Rezim Erdogan Meleset, PBB Sebut Inflasi Turki Masih Mengkhawatirkan
- Giliran Ankara Berlagak Korban, Turki Klaim Warganya di AS dan Eropa Dalam Bahaya
- KH Hasan Basri Kutuk Rasmus Paludan: Pembakaran Al-Qur'an Melukai Muslim Dunia