Rasmus Paludan
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Selasa, 24 Januari 2023 – 20:20 WIB

Politikus sayap kanan Swedia Rasmus Paludan membakar Al-Qur'an sebagai bentuk protes dan ungkapan kebebasan bereskpresi. Foto: REUTERS
Menurut Huntington, setelah Uni Soviet bubar dan era perang dingin berakhir, akan muncul konflik di berbagai belahan dunia karena terjadinya benturan peradaban.
Salah satu peradaban yang paling besar punya potensi benturan adalah peradaban Barat yang Kristen melawan peradaban Timur yang Islam.
Paludan boleh saja dikecam secara formal oleh negara-negara Barat. Akan tetapi, diam-diam ketakutan terhadap Islam tetap menjalari para politisi kanan, dan mereka juga mendapat dukungan yang cukup besar dari konstituen yang takut terhadap perkembangan Islam. (**)
Aksi pembakaran Al-Qur'an oleh Rasmus Paludan kali ini bukanlah aksi pertama. Paludan sudah pernah melakukan aksi bakar Al-Qur'an pada 2019 dan 2022.
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror
BERITA TERKAIT
- Telepon Presiden Israel, Erdogan Tegaskan Komitmen Turki Memperkuat Hubungan
- Politikus Denmark Pembakar Al-Qur'an Gagal Beraksi di Inggris, Ini Penyebabnya
- Keinginan Erdogan Terpenuhi, Finlandia Akhirnya Dapat Restu Turki
- Erdogan Beri Isyarat Finlandia Segera Jadi Anggota NATO, Bagaimana dengan Swedia?
- Swedia Yakin Turki Bakal Melunak soal NATO Setelah Pemilu
- Hari Anti-Islamofobia Sedunia, Amerika Janjikan Ini kepada Semua Muslim