Ratu Kalinyamat dan Isyarat Mega untuk 2024
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Pada puncak perang Baratayuda, Bima yang menjadi senapati Amarta berhadapan dengan Dursasana yang sakti dan punya kekuatan fisik hebat.
Bima mengetahui kelemahan Dursasana di bagian selangkangan kakinya. Bima memukul dan menyobek kaki Dursasana sampai mati kehabisan darah.
Darah Dursasana dibawa kepada Drupadi yang kemudian menyiramkan ke rambutnya untuk keramas.
Kisah Drupadi dan Ratu Kalinyamat tidak sama, tetapi banyak unsur yang mirip.
Mitos-mitos raja Jawa banyak yang mirip dengan kisah Mahabarata yang diimpor dari India bersama dengan masuknya budaya Hindu dan Buddha.
Kisah-kisah ini diadaptasikan kedalam kisah-kisah pewayangan yang menjadi tontonan favorit masyarakat Jawa.
Sampai sekarang banyak politisi Indonesia yang menjadikan tokoh pewayangan sebagai idola, terutama tokoh-tokoh Pandawa yang menjadi Raja Amarta yang dikenal jujur, berani, dan tanpa pamrih.
Banyak yang mengidolakan Bima yang kuat, jujur, dan berani, meskipun kelakuan politisi itu berbalik 180 derajat dari Bima.
Dengan memunculkan Ratu Kalinyamat, Megawati ingin mencari legitimasi untuk memunculkan pemimpin perempuan di Indonesia.
- Pilkada DKI Jakarta: PDIP Kantongi 8 Nama, Ada Ahok dan Djarot hingga Andika Perkasa
- Rakernas V, PDIP Bahas Sikap dan Posisi Partai di Pemerintahan Prabowo-Gibran
- Tegas, Demokrat Tidak Akan Usung Anies Baswedan di Pilkada DKI
- DPR RI Bakal Menyelesaikan 43 RUU yang Masih Dibahas di Tingkat I
- Klub Presiden Bisa Berikan Ide dan Gagasan Besar untuk Kemajuan NKRI
- Soal Usulan Pembentukan Presidential Club, Mega Sedang Lakukan ini