Ratusan Pemuka Agama Islam dan Kristen di Indonesia Meninggal Saat Pandemi COVID-19

Ratusan Pemuka Agama Islam dan Kristen di Indonesia Meninggal Saat Pandemi COVID-19
Pondok Pesantren Krapyak mengadakan doa bersama bertepatan 100 hari meninggalnya Ibu Hanifah Ali karena COVID-19. (Foto: Supplied)

Menurut Maya, titik balik dari kesadaran para pengasuh pondok adalah ketika ibu Maya sendiri, Nyai Hanifah Ali meninggal dunia bulan November lalu karena COVID-19.

"Sebelumnya memang para kyai di sini masih kurang mematuhi protokol kesehatan, setelah ibu saya meninggal, baru semua lebih serius mengikuti aturan yang kita terapkan di pondok," kata Maya.

Banyak orang kehilangan rujukan

Maya mengatakan di tiga pondok pesantren di Krapyak ada empat tokoh senior yang meninggal selama pandemi dan dua di antaranya postif COVID.

"Dua pengasuh utama Pondok yang meninggal adalah KH Attabik Ali [Pesantren Ali Maksum] karena COVID, dan KH. Najib Abdul Qodir [Pesantren Al Munawir] bukan karena COVID," kata Maya Fitria kepada ABC Indonesia.

Sebagai Satgas di pondok pesantren milik Yayasan Ali Maksum yang memiliki sekitar 4.500 santri tersebut, Maya juga mengatakan untuk memudahkan penanganan COVID-19, termasuk ajakan untuk divaksinasi, adalah keseriusan para guru dalam memahami pandemi.

"Seperti soal vaksin, pada awalnya banyak yang enggan. Namun sekarang dari 400 tenaga pengajar, sekitar 90 persen sudah divaksinasi dosis pertama."

"Kita masih menunggu vaksin kedua bulan depan," ujarnya.

Mengenai dampak meninggalnya para pengasuh utama terhadap keberlangsungan pondok, Maya mengatakan walau para kyai sepuh bisa digantikan oleh mereka yang muda, pondok pesantren seperti yang dikelola Yayasan Ali Maksum tetap sangat kehilangan mereka.

Lebih dari 700 ulama dan lebih dari 200 pekerja gereja di Indonesia meninggal di tengah pandemi

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News