Ratusan Warga Lombok Terkena Malaria, Pemerintah Gerak Cepat

Ratusan Warga Lombok Terkena Malaria, Pemerintah Gerak Cepat
Bendera Merah Putih berkibar di pengungsian korban gempa di Desa Kekait, Lombok Barat, Kamis (16/8). Foto: IVAN MARDIANSYAH/ LOMBOK POST/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Setelah dilanda bencana gempa, warga di Nusa Tenggara Barat (NTB) kini menghadapi wabah penyakit malaria.

Bahkan, hingga kini terdata sebanyak 137 warga positif malaria. Mereka tersebar di tiga kecamatan di Lombok Barat yakni Kecamatan Gunung Sari, Kecamatan Batu Layar dan Kecamatan Lingsar.

Terkait hal tersebut, Kementerian  Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mendesak semua pihak bergerak cepat untuk penanganan.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan Sigit Priohutomo mengatakan upaya antisipasi serta penanganan kesehatan harus menjadi fokus utama pemerintah.

“Khususnya Kementerian Kesehatan dan dinas terkait," ujar Sigit di kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (17/9).

Dia menambahkan, berdasar hasil pengamatan penyakit sejak pekan pertama hingga ke-36 pada 2018 menunjukkan bahwa terdapat 2 (dua) kabupaten yang memenuhi kriteria kejadian luar biasa yaitu Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Timur. 

“Kedua kabupaten itu terjadi peningkatan kasus malaria terkonfirmasi lebih dari tiga kali lipat dari sebelumnya,” imbuh dia.

Untuk itu, sebagai respons cepat, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan juga telah melakukan Mass Blood Survey (MBS) dan MFS (Mass Fever Survey), pengamatan dan pengendalian vektor, inventarisasi logistik obat-obatan di NTB.

Upaya antisipasi serta penanganan kesehatan menjadi fokus utama pemerintah untuk warga korban gempa Lombok.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News