Rayakan Ultah Bareng Wayang Orang Sriwedari, Moeldoko Ingatkan Filosofi Padi

Rayakan Ultah Bareng Wayang Orang Sriwedari, Moeldoko Ingatkan Filosofi Padi
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko (tengah) bernyanyi di peringatan HUT ke-170 Wayang Orang Sriwedari di GWO Sriwedari. Foto: Istimewa for JPNN

Sampai di atas panggung, tumpeng lantas dipotong FX Rudy yang didampingi Moeldoko dan Koesni.

”Wayang Orang dan Gedung Wayang Orang Sriwedari tidak akan punah dan tetap lestari. Ini jadi tanggung jawab kita bersama. Terima kasih kepada para donatur atas terselenggaranya acara ini. Ini semua karena kecintaan terhadap kesenian wayang orang,” kata FX Rudy.

Sementara itu, Moeldoko turut senang dengan pertunjukan itu.

”Sebelumnya, saya ucapkan selamat kepada seluruh pengurus dan pemain GWO Sriwedari yang sudah berusia 107 tahun. Ini usia yang luar biasa. Kebetulan tanggalnya sama dengan ulang tahun saya. Untuk itulah saya hadir di sini,” ungkap Moeldoko.

Moeldoko berkisah, suatu pagi, dirinya dan Koesni berkunjung ke Museum Sasmita Loka Ahmad Yani Jakarta.

Dia menyebut Ahmad Yani merupakan seorang jenderal yang di usia 43 tahun meninggal dunia dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

”Di situ saya merenung. Beliau (Ahmad Yani) di usia 43 tahun sudah meninggal dunia. Berkorban jiwa dan raga. Saat itu saya berkontemplasi. Dikaruniai usia sampai 60 tahun, apa yang sudah Moeldoko berikan untuk negara?” sambungnya.

Karena itu, Moeldoko ingin mangayu bagyo bersama teman-teman Wayang Orang Sriwedari. Menurutnya, kesenian wayang orang adalah budaya Indonesia yang wajib dilestarikan.

Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-107 Wayang Orang Sriwedari di Gedung Wayang Orang (GWO) Sriwedari, Solo, Sabtu (8/7) berlangsung sangat meriah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News