Reaksi Cepat Basarnas Begitu Dengar Banyak Korban, Braak! Heli Tabrak Tebing

Reaksi Cepat Basarnas Begitu Dengar Banyak Korban, Braak! Heli Tabrak Tebing
Bangkai Heli Basarnas yang jatuh di Desa Canggal, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung. Foto: JAWA POS PHOTO

Dampak letusan freatik Kawah Sileri tersebut menyebabkan 16 orang luka-luka ringan dan satu orang lainnya patah tulang.

Mereka adalah wisatawan yang sedang berada sekitar 20 m dari bibir kawah. Padahal sudah ada larangan untuk mendekati kawah tersebut.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kasbani menambahkan yang patut diwaspadai dari gunung dieng bukan hanya letusan yang tiba-tiba. Tapi, juga gas beracun seperti karbondioksida (CO2) dan Hindrogen sulfida (H2S). Potensi gas beracun itu seperti terdeteksi di kawah Timbang yang masih berada di pegunungan Dieng.

”Makanya tiap hari kami selalu ukur kondisi gas di kawah-kawah di Gunung Dieng. Di Sileri dan di Timbang,” ungkap dia.

Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi PVMBG Gede Suantika menambahkan, jarak kawah dan pusat wisata waterboom cukup jauh sekitar 300 meter.

Bila melihat data pos pengamatan dieng, harusnya lontaran tak sampai titik wisata. “Tapi para wisatawan ternyata mendekat ke bibir kawah. Padahal, sudah ada larangan mendekat hingga 200 meter dari pusat kawah,” jelasnya.

Dari laporan terakhir, aktivitas kawah Sileri sudah menurun. Lontaran lumpur pun telah berhenti meski kepulan asap masih tampak membumbung.

Gede menjelaskan, di wilayah dataran tinggi Dieng sendiri ada lebih dari 20 kawah aktif. Dari jumlah tersebut, 11 kawah digunakan untuk aktivitas penduduk.

Mirotun (30) warga Desa Sabrang, Kecamatan Peninggaran, Pekalongan dan 16 orang lainnya, sudah pasti tak pernah menduga bila kegiatan wisata mereka

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News