Refleksi Akhir Tahun 2020, dan Harapan Tahun 2021
Oleh: Syarief Hasan, Wakil Ketua MPR RI

Bayangkan saja, defisit APBN mencapai 6 persen yang menunjukkan pengelolaan keuangan negara yang jauh dari frasa efisien.
Bahkan pemasukan pajak sampai akhir bulan Desember 2020 tidak mencapai target sehingga Kuarta 1-2021, pemerintah sudah ancang-ancang ingin buat utang baru Rp 342 triliun.
Sebuah Masukan untuk PEN
Melihat kondisi ekonomi yang serbasulit, dibentuklah kebijakan pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Kebijakan ini dirancang untuk memperbaiki kembali ekonomi bangsa, namun nyatanya belum mampu mendongkrak perekonomian nasional.
Tentu, hal ini perlu dievaluasi oleh pemerintah agar lebih efektif pada tahun 2021.
Pemerintah harus mampu merealisasikan anggaran PEN tersebut. Namun nyatanya, realisasi anggaran PEN belum mencapai 50 persen.
Persentasenya masih berada di angka 38,6 persen atau setara dengan Rp 268,3 triliun dari pagu Rp 695,2 triliun.
Tidak adanya pelandaian kasus menunjukkan belum efisien dan efektifnya langkah pemerintah dalam memotong rantai penyebaran Covid-19.
- Dukung Pernyataan Menlu Sugiono, Wakil Ketua MPR: ICJ Harus Hentikan Kejahatan Israel
- Bertemu Rektor Univesiti Malaya, Ibas: Pentingnya Sinergi Akademik Lintas Bangsa
- Peringati Hardiknas, Waka MPR Dorong Kebijakan Penyediaan Layanan Pendidikan berkualitas
- Kuliah Umum di Universiti Malaya, Ibas Bahas Geopolitik, Geoekonomi dan Kekuatan ASEAN
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Waka MPR Sebut Kehadiran Prabowo Saat May Day Wujud Komitmen Keberpihakan Kepada Buruh