Refocusing Anggaran Kementan demi Capai Kedaulatan Pangan

Refocusing Anggaran Kementan demi Capai Kedaulatan Pangan
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat berada di Banjir Kanal Timur (BKT) Jakarta. Foto dok humas

Untuk mengubah pola pikir masyarakat tersebut, Kementan melakukan sejumlah program strategis di bidang pengembangan SDM.  Salah satu strategi yang dijalankan Kementan adalah mentransformasi sejumlah Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan).

Bila sebelumnya STPP lebih difokuskan untuk mencetak tenaga-tenaga penyuluh, maka Polbangtan justru diharapkan dapat melahirkan para petani muda. Tidak hanya bebas biaya, lulusan yang terpilih akan mendapatkan bantuan modal untuk menjalankan usaha tani.

“Di Polbangtan juga akan lebih banyak praktik pertanian modern sehingga para mahasiswa Polbangtan diharapkan kelak bisa menjadi petani modern yang handal,” tutur Kuntoro.

Program lain yang digencarkan Kementan untuk menghadang degenerasi petani adalah Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP). PWMP merupakan upaya penumbuhan dan peningkatan miat, keterampilan, serta jiwa kewirausahaan generasi muda di bidang pertanian.

“Target peserta PWMP adalah generasi muda. Dalam program ini akan diberikan bimbingan, pendampingan, dan pemagangan dari hulu ke hilir kepada para peserta. Tidak berhenti di situ, para peserta akan diberikan modal usaha sehingga program aksi ini bisa menghasilkan wirausahawan di bidang agribisnis yang memiliki kompetensi dan potensi besar untuk memajukan sektor pertanian sesuai dengan kebutuhan industri dan pasar,” tegas Kuntoro Boga. 

Kementan merasa optimistis pada ikhtiarnya untuk terus mengupayakan kebijakan dan program yang berpihak kepada petani. Sektor pertanian ke depannya masih akan terus menghadapi berbagai tantangan dan hambatan yang tidak kecil.

“Tapi kami mensyukuri, selama hampir empat tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, kebijakan dan program pemerintah sudah mulai membuahkan hasil positif, terang Kuntoro Boga. Melansir data BPS (Badan Pusat Statistik, red), rata-rata nilai tukar petani pada tahun 2017 lalu tercatat 103,06. Nilai ini signifikan meningkat dibandingkan tahun 2014 yang rata-rata tercatat sebesar 102,03,” ungkapnya 

Lebih lanjut Kuntoro mengatakan, peningkatan kesejahteraan petani tersebut linier dengan capaian produksi pangan. Nilai produksi pertanian tahun 2017 sebesar Rp 1.344 triliun atau naik Rp 350 triliun dibandingkan tahun 2013. Tercatat untuk periode 2013 – 2017, terdapat kenaikan 9 persen per tahunnya.

Pemerintah menyadari betul bahwa petani yang sering dicap sebagai kelompok marjinal menjadi kunci bagi Indonesia yang berupaya mencapai kedaulatan pangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News