Refocusing Anggaran Kementan demi Capai Kedaulatan Pangan

Refocusing Anggaran Kementan demi Capai Kedaulatan Pangan
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat berada di Banjir Kanal Timur (BKT) Jakarta. Foto dok humas

Sementara sisa anggarannya sebesar Rp 3,3 triliun digunakan untuk pembiayaan komponen-komponen lainnya. Antara lain belanja pegawai, belanja operasional dan belanja modal. 

Peningkatan porsi anggaran sarpras memungkinkan pemerintah untuk memberikan perhatian sebesar-besarnya kepada petani. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengarahkan jajarannya untuk fokus pada upaya peningkatan kesejahteraan petani. 

Perhatian besar kepada petani tersebut diejawantahkan melalui sejumlah program terobosan, mulai pembangunan infrastruktur hingga program pendampingan petani. Di bidang infrastruktur, dalam kurun waktu dua tahun, Kementan telah membangun dan merehabilitasi tiga juta hektare jaringan irigasi.

Selain infrastruktur, Kementan turut meningkatkan bantuan untuk petani berupa benih dan pupuk, serta alat dan mesin pertanian (alsintan).  Boga menuturkan, anggaran sarpras juga dialokasikan untuk memberikan bantuan berupa alat mesin pertanian (alsintan) modern kepada petani.

“Kami meyakini bahwa kemajuan sektor pertanian Indonesia akan sulit dicapai jika petani masih menggunakan peralatan tradisional. Untuk itu, kami terus mengupayakan petani untuk menggunakan alat pertanian modern,” ujar Kuntoro Boga.

Upaya modernisasi pertanian tidak hanya terhenti pada pemberian bantuan. Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) melakukan pendampingan intensif terhadap petani dalam pengoperasian alat pertanian modern tersebut.

Lewat program Optimalisasi Pemanfaatan Alsintan (OPA),  para penyuluh di daerah dikerahkan untuk melakukan sosialisasi dan edukasi kepada petani dalam memanfaatkan maupun merawat alat pertanian modern, seperti combine harvester, traktor roda empat, ataupun ekstravator.

Persoalan degenerasi petani juga turut menjadi perhatian pemerintah. Kuntoro Boga menambahkan, Kementan menyadari adanya stigma di masyarakat terutama generasi muda bahwa sektor pertanian kurang menarik untuk dijadikan sebagai sumber mata pencaharian.

Pemerintah menyadari betul bahwa petani yang sering dicap sebagai kelompok marjinal menjadi kunci bagi Indonesia yang berupaya mencapai kedaulatan pangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News