Reformasi Kebijakan Pangan Seimbangkan Pertumbuhan

Reformasi Kebijakan Pangan Seimbangkan Pertumbuhan
Persawahan. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) turun bukan selalu berarti tidak berkembang.

Pertumbuhan sektor industri dan jasa di banyak negara berkembang umumnya berkembang lebih pesat dibanding pertumbuhan di pertanian.

Hal ini tentu berakibat menurunnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDB Nasional.

Sebagai contoh, kontribusi sektor pertanian terhadap PDB di beberapa negara pada 1995 dibanding 2014 umumnya mengalami penurunan.

World Bank melaporkan untuk Malaysia turun dari 12,9% menjadi 8,9%, Cina 19,6% menjadi 9,1%, Vietnam 27,2% menjadi 17,7%, dan Kamboja 49,6% menjadi 30,5%.

Namun demikian, tidak perlu dikhawatirkan, penurunan kontribusi ini akan mengarah kepada situasi kurang pangan.

Negara-negara tersebut, termasuk Indonesia membuktikan bahwa pada periode tersebut mampu mewujudkan kemandirian dalam produksi pangan bahkan sebagian di antaranya menjadi eksportir pangan.

Hal yang sama pasti berdampak juga kepada penurunan serapan tenaga kerja.

Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) turun bukan selalu berarti tidak berkembang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News