Rekan Mereka Ditahan, Pencari Suaka di Pulau Manus Lanjut Mogok Makan

Menteri Rimbink mengutarakan, tindakan sebagian besar para pencari suaka yang paling vokal tidak mencerminkan pandangan dari semua orang yang ditahan di Pulau Manus.
"Kebanyakan pencari suaka adalah orang-orang tenang, yang hanya ingin klaim pengungsi mereka diproses secepat mungkin, sehingga mereka dapat mulai membangun kehidupan kembali di PNG," katanya.
"Mereka melarikan diri dari situasi konflik dan tidak ingin menjadi bagian dari perilaku agresif yang ditunjukkan para perusuh," sambungnya.
Meski demikian, para pencari suaka dan pengacara mereka terus menolak gagasan intervensi damai di kompleks Delta.
Seorang pencari suaka dari kompleks ‘Foxtrot’ mengatakan, ia menyaksikan polisi memasuki gerbang belakang kompleks ‘Delta’, sementara penjaga keamanan difokuskan pada pintu masuk lainnya.
"Ketika para pencari suaka benar-benar sibuk dengan penjaga, polisi mulai menyerang mereka dari belakang, mereka mulai memukuli teman-teman saya," katanya.
Ia menambahkan, "Mereka sebenarnya memukul mereka dengan sangat serius, kami telah melihat banyak orang berdarah. Saya melihat 15 orang yang dibawa di atas tandu."
Pemerintah PNG mengkonfirmasi bahwa polisi memang hadir di rumah detensi tapi mengatakan mereka tidak diperlukan dan bertahan di situ.
Para pencari suaka di rumah detensi Pulau Manus berjanji untuk melanjutkan aksi mogok makan mereka, meski ada lebih dari 40 orang rekan mereka yang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina