Reklasifikasi Mitra Jadi Karyawan Bakal Jadi Bumerang Bagi Industri Mobilitas

jpnn.com, JAKARTA - Upaya memaksakan reklasifikasi mitra menjadi karyawan platform mobilitas dan pengantaran digital bakal berdampak negatif ke industri.
Kebijakan ini juga akan menghilangkan kemampuan platform digital sebagai bantalan ekonomi nasional.
“Ini belum lagi turunnya pendapatan jutaan UMKM yang bergantung pada platform digital serta pengangguran akan meningkat,” kata Direktur Eksekutif Modantara, Agung Yudha dalam keterangannya, Selasa (22/4/2025).
Efek domino dari kebijakan ini termasuk memperlambat pertumbuhan ekonomi nasional, menimbulkan gejolak sosial politik, dan turunnya kepercayaan investor baik dalam maupun luar negeri, terutama di masa perekonomian dunia yang menantang saat ini.
Apalagi, saat ini Industri ojol, taksol, dan kurol berkontribusi sebesar 2 persen PDB.
Dia menyebutkan, wacana menjadikan mitra pengemudi dan mitra kurir sebagai pegawai tetap bukanlah hal baru, tetapi sudah banyak terjadi di berbagai negara. Namun, hal tersebut bukan berarti serta merta merupakan kebijakan yang harus diikuti Indonesia.
“Kita justru bisa melakukan regulatory impact assessment apakah kebijakan-kebijakan tersebut efektif menjawab permasalahan yang ada,” ungkapnya.
Yudha menegaskan perubahan status menjadi karyawan akan mengakibatkan berbagai masalah, misalnya hanya sebagian kecil dari mitra pengemudi yang bisa terserap (diperkirakan hanya 10-30 persen mitra yang terserap, atau 70-90 persen tidak memiliki pekerjaan)
Reklasifikasi mitra pengemudi dan kurir jadi karyawan bakal jadi bumerang bagi industri mobilitas
- Epson Mobile Projector Cart Raih Penghargaan Best of the Best di Red Dot Design Awards 2025
- PGE Raih Pendapatan USD 101,51 Juta di Kuartal I 2025, Dorong Ekosistem Energi Berkelanjutan
- Smelter Merah Putih PT Ceria Mulai Produksi Ferronickel
- ABM Investama Tunjukkan Resiliensi-Komitmen ESG di Tengah Tantangan Industri 2024
- Bea Cukai Berikan Izin Kawasan Berikat ke Perusahaan Asal Semarang Ini
- Peringatan Hari Bumi 2025, PalmCo Atur Strategi untuk Percepat Net Zero Emisi