Rela Mandikan Jenazah hingga Urunan Biayai Pemakaman

Rela Mandikan Jenazah hingga Urunan Biayai Pemakaman
TRENYUH: Dari kiri, Tukul Bintoro, Sulasih, dan M Arif An para relawan Pokja HIV/AIDS. Foto: Khafidlul Ulum/Jawa Pos

Pada salah satu sesi pelatihan, dia diajak melihat para ODHA di RSUD dr Soetomo. Tukul merasa kaget dan trenyuh melihat kondisi penderita yang sangat memprihatinkan, terutama mereka yang sudah parah. ’’Badannya tinggal tulang,’’ ucap pria yang tinggal di Tambakasri 224 tersebut.

Mulai saat itu, timbul keinginan yang kuat untuk membantu para ODHA, terutama para PSK dan warga yang terkena penyakit tersebut. Selama ini, banyak warga yang tidak peduli dengan kondisi mereka. Bahkan, banyak orang yang takut bergaul dengan ODHA.

Selesai ikut pelatihan, Tukul langsung bergabung dalam pokja yang saat itu baru saja didirikan. Bersama relawan yang lain, dia aktif memberikan sosialisasi dan rutin membantu pemeriksaan kesehatan bagi para PSK dan warga sekitar. Semua PSK wajib ikut periksa kesehatan. Jika tidak ikut, mereka bisa dipulangkan. Biasanya, mucikari yang meminta mereka untuk rajin periksa.

Saat itu, kata dia, di Tambakasri atau kompleks lokalisasi Kremil ada 25–30 orang yang terkena virus tersebut. Sementara itu, di Bangunsari terdapat 25–26 orang yang positif HIV/AIDS. Mereka mendapat pendampingan dari pokja. Pendampingan itu dilakukan agar mereka selalu terpantau.

Tukul termasuk orang yang sangat dekat dengan ODHA. Pria yang mempunyai usaha cuci motor itu mengungkapkan, dirinya rutin mendampingi mereka untuk periksa dan mengambil obat di rumah sakit.

’’Saya harus meluangkan waktu sehari penuh untuk mengantar mereka. Kadang saya yang ke sana mengambil obatnya sendiri,’’ katanya. Dia sering mengeluarkan uang pribadi untuk biaya transpor.

Menurut Tukul, tidak mudah mendampingi ODHA. Suatu hari, dia pernah mendampingi PSK untuk periksa. ’’Awalnya dia bukan ODHA. Periksa agar diketahui apakah kena atau tidak,’’ terangnya. Setelah diperiksa, ternyata perempuan tersebut positif mengidap HIV/AIDS.

Perempuan itu kaget dan stres berat. Ketika di perjalanan pulang, PSK tersebut berusaha bunuh diri dengan meloncat dari sepeda motor yang ditumpangi. Beruntung, Tukul bisa menenangkan perempuan itu. Dia memberikan nasihat dan motivasi positif di pinggir jalan sembari minum es tebu.

DENTUMAN musik dangdut terdengar nyaring di Jalan Dupak Bangunsari pada Rabu malam (5/8). Suara musik itu datang dari kafe atau rumah musik yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News