Remehkan Volunterisme, Politisi Gerindra Dicap Terbiasa Politik Transaksional
Sebelumnya, satu video berjudul Harry van Yogya diunggah oleh akun "Jakartanicus" ke YouTube, menggambarkan Harry dan Abuanto, menggenjot becak dari Yogyakarta menuju Jakarta.
Start dari titik nol kilometer Yogyakarta pada 13 Juni, keduanya mengayuh becak masing-masing ke Jakarta sebagai bentuk dukungan untuk Jokowi-JK.
Di video itu, Pius mengeluarkan pernyataan dan menanggapinya. "Masyarakat sudah tidak mau keluar uang, yang ada adalah transaksi. Wani piro. Jika anda ingin menggerakkan mesin, anda harus punya oli, anda harus punya bensin. Saya tidak percaya adanya volunterisme."
"Apa istimewanya? Banyak orang cari sensasi sepanjang republik ini berdiri. Berjalan kaki, berjalan mundur, sama saja. Enggak ada istimewa," kata Pius lagi.
"Dia menikmati, dia memang tukang becak. Jangan-jangan dengan begitu penghasilannya justru lebih banyak daripada genjot becak biasa," kata anggota DPR asal Fraksi Partai Gerindra itu. (adk/jpnn)
JAKARTA - Sikap politisi Partai Gerindra, Pius Lustrilanang yang meremehkan volunterisme (kesukarelawanan) menuai kritik. Pengamat Politik dari Universitas
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Aparat Gabungan Amankan Homeyo, Pesawat Sipil Kembali Beroperasi di Bandara Pogapa
- Manfaatkan Dunia Digital untuk Berdagang, Belajar, dan Share Informasi
- 5 Berita Terpopuler: Daftar Verval Honorer BKN Keluar, yang Non-Database Jangan Berharap, soal PPPK Part Time Bagaimana?
- Eks Tim Mawar Buka Suara soal Rumor Sjafrie Sjamsoeddin Masuk Kabinet Prabowo-Gibran
- Pemerintah Terus Berupaya Memberantas Judi Online dan Pinjol Ilegal
- Sinkronisasi Data Korban Galodo Sumbar, BNPB: 61 Orang Meninggal