Rencana Pengoperasian Busway Makin tak Jelas
jpnn.com - MAKASSAR -- Rencana pengoperasian bus rapid transit (BRT) makin tidak jelas. Setelah sempat ditunda peluncurannya pada 29 Januari lalu, hingga kini belum ada jadwal tepat untuk peluncuran kembali.
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo juga tampak pasrah soal tranfortasi massal itu. Menurutnya, ia tidak akan meluncurkannya jika masyarakat masih ada yang menolak.
"Saya tidak akan luncurkan kalau masih ada penolakan. Macet sudah terlalu parah sehingga kami anggap tranfortasi massal ini adalah solusi cepat. Jadi mari kita coba dululah sebelum lakukan penilaian," kata Syahrul, Kamis 6 Februari.
Menurut dia, hal yang perlu adalah sosialisasi dan komunikasi dengan masyarakat. Memberikan pemahaman bahwa busway ini tidak akan mengambil rute baru, melaikan rute damri yang diaktifkan kembali.
"Busway ini juga tidak mengambil penumpang sembarang tempat. Dia hanya mengambil penumpang di halte yang tersebar di mal dan beberapa tempat lainnya," tambahnya.
Kepala Dinas Perhubungan dan Keminfo Sulsel, Masykur A Sulthan mengatakan, kemarin baru saja bertemu dengan Dirjen Perhubungan. Ia mengaku sudah membicarakan jadwal peluncurannya kembali namun masih akan dikoordinasikan dengan Dirut Damri.
"Sudah ada jadwal yang kami sepakati dengan Pak Dirjen, tetapi saya belum bisa sampaikan karena masih akan dikomunikasikan lagi dengan Dirut Damri. Bisa saja kembali berubah, makanya belum bisa kami sampaikan. Kita usahakan secepatnya," kata Masykur. (iad)
MAKASSAR -- Rencana pengoperasian bus rapid transit (BRT) makin tidak jelas. Setelah sempat ditunda peluncurannya pada 29 Januari lalu, hingga kini
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- BRI & Microsoft Eksplorasi Kecerdasan Buatan untuk Akselerasi Inklusi Keuangan
- Pembangunan Pelabuhan Smelter Nikel MMP Selesai dalam 15 Bulan
- BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon
- Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Simbol Modernisasi Pegadaian
- Pertamina Patra Niaga Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite Sesuai Penugasan Pemerintah
- Harga Emas Antam Turun Lagi, jadi Rp 1,308 Juta Per Gram