Rencana Yuni atas Bonus Rp 2 Miliar plus Rp 15 Juta per Bulan

Rencana Yuni atas Bonus Rp 2 Miliar plus Rp 15 Juta per Bulan
Dari kiri: Ayahanda Sri Wahyuni, Candiana, adik ketiganya, Eliana Apriliyanti, dan ibundanya Rosita Foto: Nuris AP/Jawa pos

jpnn.com - ORANG tua Sri Wahyuni menggelar pengajian dengan sajian tumpeng nasi kuning untuk mendukung anak mereka berlaga di ajang Olimpiade. Tulang punggung keluarga, Yuni juga rutin membagi sepatu dan kaus kepada anak-anak tetangga. 

Nuris Andi P., Bandung

CANDIANA dan Rosita putus asa. Niat menonton perjuangan putri mereka, Sri Wahyuni Agustina, di Olimpiade tak kesampaian. 

Padahal, sudah sejak Sabtu (6/8) dini hari mereka memelototi televisi. Mereka tak tahu bahwa Yuni –sapaan akrab Sri Wahyuni– baru dijadwalkan turun sehari kemudian. 

Tapi, ketika kembali begadang pada Minggu dini hari (7/8) pun, tetap tak ada tayangan perebutan medali angkat besi putri kelas 48 kilogram di televisi.

Sampai kemudian telepon seluler Candiana berdering kemarin pagi (7/8). Dalam kondisi masih menahan kantuk karena begadang dua hari beruntun, diangkatnya telepon. Ada Junaidi, suami Supeni, pelatih Yuni, di seberang sana.

Dengan kegembiraan meluap, Candiana meneruskan kabar gembira dari Junaidi tersebut. ’’Itu si Yuni dapat nomor dua,’’ teriak Candiana menirukan suara Junaidi kepada sang istri, Rosita.

Seketika rumah sederhana di Kampung Bojong Pulus, Desa Banjaran Wetan, Kabupaten Bandung, itu larut dalam keharuan. Rosita menangis, disusul Desi Nuryanti, adik Yuni, yang tinggal di sebelah. Sedangkan Candiana tak putus-putus memanjatkan syukur.

ORANG tua Sri Wahyuni menggelar pengajian dengan sajian tumpeng nasi kuning untuk mendukung anak mereka berlaga di ajang Olimpiade. Tulang punggung

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News