Renegosiasi CAFTA Dinilai Tidak Tepat
Kamis, 14 April 2011 – 07:41 WIB

Renegosiasi CAFTA Dinilai Tidak Tepat
Sementara itu, Duta Besar China untuk Indonesia Zhang Qiyue sepakat dengan apa yang dikatakan Gusmardi. ’’Renegosiasi bukan istilah yang tepat. Saya pikir seharusnya tidak ada yang menyebutkan hal itu, karena volume perdagangan terus meningkat dari tahun ke tahun, dan juga karena CAFTA bukan persetejuan bilateral dengan Indonesia,’’ katanya.
Zhang mengatakan, tren CAFTA hingga saat ini sangat baik, karena mulai 2005 terjadi peningkatan lebih dari 20 persen setiap tahun. Bahkan tahun lalu terjadi peningkatan sebesar 50%. Dia juga menilai bahwa FTA merupakan tren umum pada saat ini dan ASEAN juga melakukan FTA dengan negara lain seperti Korea Selatan, India, Selandia Baru, dan Australia. ’’Jadi bila ada masalah perdagangan, sebaiknya jangan langsung menyalahkan China. Tidak baik langsung menyalahkan bila ada masalah perdagangan, karena ASEAN juga menjalin FTA dengan negara-negara lain,’’ jelas Zhang.
Terkait masalah perbedaan data, Zhang menilai bahwa yang terpenting saat ini adalah tren dan kalkulasi perdagangan yang konsisten. ’’Data memang penting, namun yang lebih penting adalah konsistensi tren dan kalkulasi yang dilakukan. Walaupun sejak tahun lalu kami juga sudah membuat kelompok kerja yang membahas perbandingan data dan mencoba untuk mengurangi perbedaan, ini merupakan isu teknis dan bukan isu utama,’’ ungkapnya.
Mengenai isu adanya praktik dumping yang dilakukan China di Indonesia, Zhang membantah hal tersebut. ’’Saya tidak mendapati ada bukti mengenai praktik dumping. Perdagangan saat ini dilakukan dengan cara yang sehat dan kami juga menentang dumping,’’ ungkapnya.(dd)
JAKARTA - Munculnya desakan untuk melakukan renegosiasi kesepakatan perdagangan bebas ASEAN-China (CAFTA) dinilai tidak tepat. Sebab, CAFTA bukanlah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Bea Cukai Buka Peluang Ekspor Bagi Pelaku UMKM di 3 Daerah Lewat Kegiatan Ini
- Pegadaian Catat Penjualan Emas Pada April Sebanyak 150 Kg
- Brand Footprint 2025 Telusuri Jejak Pilihan Konsumen
- Salurkan Hibah Alat Teknologi Rp800 Juta, Pertamina Berkomitmen Lanjutkan Program UMK Academy
- Prudential Indonesia dan Prudential Syariah Pertahankan Kinerja Solid Sepanjang 2024
- BULOG Serap 2.000.524 Ton Setara Beras, Stok Nasional Tembus 3,6 Juta Ton