Renegosiasi Kontrak Karya Alot
Selain dengan Freeport, CT menyebut renegosiasi dengan PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) belum tuntas. Hingga kini perusahaan tambang, tembaga, dan emas yang beroperasi di Nusa Tenggara Barat itu masih mencari kesepakatan terkait dengan kewajiban pembangunan smelter.
"Negosiasi mesti dilakukan berkali-kali. Yang jelas, kepentingan negara harus jadi prioritas," ujarnya.
Sementara itu, renegosiasi kontrak dengan PT Vale Indonesia yang merupakan anak usaha Grup Vale asal Brasil justru sudah tuntas. Menurut dia, negosiasi dengan Vale lebih simpel karena perusahaan tersebut sudah memiliki fasilitas smelter.
"Jadi, dalam waktu dekat, kontrak renegosiasi segera ditandatangani menteri ESDM," jelasnya.
Merujuk data Kementerian ESDM, sebanyak 28 perusahaan mineral telah menyepakati renegosiasi kontrak pertambangan yang terdiri atas 6 pemegang kontrak karya dan 22 pemegang perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara. Di antara 112 perusahaan tambang yang masuk target renegosiasi, 37 perusahaan merupakan pemegang kontrak karya pertambangan mineral. Sementara itu, 75 perusahaan lainnya adalah pemegang perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara.
Renegosiasi kontrak pertambangan secara resmi baru dilakukan pemerintah pada September 2012 berdasar Keppres No 3/2012 tentang Tim Evaluasi untuk Penyesuaian Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara.(owi/c6/oki)
JAKARTA - Renegosiasi kontrak karya antara pemerintah dan perusahaan tambang masih alot. Di antara tiga perusahaan besar, Freeport Indonesia, Newmont
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ralali Food Venture Rilis Makanan Tanpa Pengawet yang Bisa Bertahan Setahun
- Berburu Keping Oreo Pokemon Mew, Hadiahnya Traveling ke Jepang
- Cetak Laba Rp 15,98 Triliun Pada Triwulan I 2024, Mayoritas Analis Rekomendasikan Beli Saham BBRI
- Semester I 2024: Pertamina Hulu Energi Catatkan Kinerja Cemerlang
- RUPST 2024 BRI Insurance Laporkan Kinerja Positif
- BRI & E9pay Perkuat Kolaborasi Layanan Finansial Bagi PMI di Korsel