Rentan Terkena Cacar Api di Masa Pandemi COVID-19, Begini Antisipasinya

Rentan Terkena Cacar Api di Masa Pandemi COVID-19, Begini Antisipasinya
ilustrasi penderita herpes (Pexel)

Penularan HZ terjadi ketika ada kontak langsung dengan cairan pada lepuhan ruam yang dialami penderita.

Apabila terinfeksi, mereka akan terkena cacar air, bukan herpes zoster. Lalu virus itu bisa berkembang sewaktu-waktu menjadi Herpes Zoster.

Masa inkubasi setelah pertama kali kontak hingga timbulnya lesi di kulit sekitar 10 hingga 21 hari.

"HZ terutama terjadi pada kelompok usia 45-64 tahun. Namun, saat ini tren kasus HZ cenderung terjadi pada usia yang lebih muda dan lebih sering terjadi pada wanita. Kira-kira 30 persen populasi pernah mengalami HZ semasa hidupnya," tutur Anthony.

Gejala HZ biasanya tidak spesifik. Sebelum muncul tanda nyata pada kulit (ruam merah dan lenting berisi air) biasanya hanya berupa rasa lelah, sakit kepala dan lemas (disebut gejala pro-dormal) yang berlangsung selama 1-5 hari.

"Bagi sebagian besar orang, rasa nyeri akan berkurang dengan menghilangnya ruam, namun bagi beberapa orang, HZ dapat menyebabkan komplikasi seperti rasa nyeri yang menetap yang dikenal dengan istilah Neuralgia Paska Herpes (NPH."

"Komplikasi ini muncul sebagai akibat rusaknya serabut syaraf akibat dari aktivitas virus yang berulang," tutur Anthony.

Dampak HZ pada kualitas hidup seseorang dikatakan hampir setara kesulitannya dengan dampak yang ditimbulkan penyakit gagal jantung, diabetes, serangan jantung dan depresi, salah satunya akibat rasa nyeri berkepanjangan atau NPH.

Pakar penyakit kulit menyebut sangat rentan terkena penyakit cacar api di masa pandemi COVID-19. Begini antisipasinya.

Sumber ANTARA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News