Reputasi Segalanya
Oleh: Dahlan Iskan
Saya kaget. Pulang dari Amerika yang riuh, Tini tinggal di kebun sawit nan sunyi.
Tini bisa memanen sawit. Pelepah yang melindungi tangkai tandan itu disodok oleh pisau bertongkat tersebut. Sekali sodok pangkal pelepah itu putus. Saking tajamnya bukan hanya pelepah yang teriris. Sekalian juga tangkai tandan yang ada di balik pelepah itu.
Jatuhlah tandan sawit itu. Gedebug. Beberapa biji sawit lepas dari tangkai. Berhamburan. Yang tetap di tangkai lebih banyak.
Tandan itu dinaikkan truk. Yang berserakan di tanah, dikumpulkan belakangan. Begitulah tiap 15 hari dipanen. Sesekali ditemukan satu pohon sawit bisa dipanen dua tandan sekaligus.
Mutu sawit yang dipanen itu tergantung kualitas pemeliharaan. Termasuk pemupukan. Harga pupuk naik. Harga BBM idem. Biaya pemeliharaan meroket. Harga sekitar Rp 1.600/kg itu tidak bagus lagi.
Harga bahan baku minyak goreng tidak lagi murah. Maka harga Rp 14.000/liter tidak bisa lagi diturunkan. Pun lewat mekanisme pasar. Juga lewat mekanisme sapu jagat.
DMO dan DPO adalah mekanisme yang sudah sangat baik. Hanya perlu diawasi yang baik. Ditambah BLT bagi rakyat miskin. BLT minyak goreng.
Terima kasih krisis. Anda telah membuat rakyat tahu istilah-istilah seperti DMO dan DPO. Saya tidak perlu menulis kepanjangannya.
Kasus ini kelihatannya tidak berat. Namun, karena ini menyangkut reputasi Presiden Jokowi –yang membuat ratingnya turun– bisa jadi ini sangat serius.
- Antre Bonek
- 5 Berita Terpopuler: Daftar Verval Honorer BKN Keluar, yang Non-Database Jangan Berharap, soal PPPK Part Time Bagaimana?
- Soal IUU Fishing, RI Tidak Perlu Berkompromi dengan Vietnam
- Bank Dunia Mengakui Indonesia Berhasil Memberantas Kemiskinan Ekstrem
- Presiden Jokowi Diminta Perhatikan Nasib Ribuan Karyawan Polo Ralph Lauren dan Keluarganya
- Ngabalin Berkata Begini soal Grace Natalie & Juri Ardiantoro Jadi Stafsus Presiden Jokowi