Resesi dan Pandemi Sebagai Masalah Bersama

Oleh Bambang Soesatyo*

Resesi dan Pandemi Sebagai Masalah Bersama
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Foto: Ricardo

Karena itu, jangan lagi ada kelompok masyarakat yang merasa kebal dari kemungkinan tertular Covid-19. Pun, jangan lagi membangun persepsi bahwa pandemi global Covid-19 sebagai rekayasa. Bahkan, jangan pernah lagi beranggapan bahwa Covid-19 sebagai penyakit orang kaya.

Sudah terbukti bahwa virus ini bisa menular ke siapa saja tanpa kecuali; dari mereka yang lanjut usia hingga usia anak; dari orang kaya hingga mereka yang berkekurangan, dan dari masyarakat biasa hingga pejabat tinggi negara.

Dan, jangan lupa bahwa disebut pandemi global karena virus SARS-CoV-2 ini sudah mewabah ke seluruh negara di dunia; dari negara kaya atau super power hingga negara miskin.

Kematian di seluruh dunia akibat Covid-19 telah melampaui jumlah satu juta, dengan jumlah kasus terkonfirmasi lebih dari 34 juta. Para ahli pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sangat yakin bahwa angka-angka ini tidak mencerminkan situasi yang sebenarnya.

Jumlah kasus maupun angka kematian diyakini lebih tinggi dari yang terkonfirmasi itu. Gambaran paling memprihatinkan terlihat di Amerika Serikat (AS), dengan 7,1 juta kasus terkonfirmasi dan 205 ribu kematian.

Menyusul kemudian Brasil dengan 4,7 juta kasus dan 142 ribu kematian. India di urutan berikutnya. Kendati jumlah kasusnya lebih banyak, sekitar enam juta kasus, namun jumlah kematian 95.000 atau lebih rendah dibanding Brazil.

Dengan memahami fakta dan kecenderungan di AS, Brazil dan India itu, seluruh elemen masarakat Indonesia hendaknya tidak boleh lagu menyederhanakan ancaman dari Covid-19. Semua orang patut prihatin karena jumlah rata-rata kasus baru per harinya bertambah dengan jumlah di atas 4.000 kasus.

Karena bertambah 4.174 kasus baru per Kamis (1/10), jumlah kasus Covid-19 di dalam negeri menjadi 291.182, dengan total kematian 10.856. Memang, jumlah pasien sembuh berdasarkan pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR) juga terus bertambah.

Jangan pernah lagi beranggapan bahwa Covid-19 sebagai penyakit orang kaya. Jangan lagi membangun persepsi bahwa pandemi global Covid-19 sebagai rekayasa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News