Resistensi Antibiotik jadi Masalah Baru
Senin, 28 Januari 2013 – 18:05 WIB
"Munculnya pelanggaran dalam membuat antibiotik baru, ada kekosongan, jadi mereka menjadi resisten, penyakit ini yang seharusnya sembuh secara alami tetapi kita mengembangbiakannya dengan cara penggunaan antibitoik, sehingga tidak akan ada antibiotik baru," lanjutnya.
Baca Juga:
MRSA (methicillin-resistant Staphylococcus aureus) adalah jenis bakteri Staph ditemukan pada kulit dan dalam hidung ataupun pada lipatan kulit lainnya yang resisten terhadap antibiotik yaitu kemampuan untuk menolak antibiotik. Ini menjadi kata yang paling ditakuti di rumah sakit saat ini dan laporan tentang terjadinya resistensi terhadap strain E.coli, tuberkolosis dan gonorrhoea.
"Kita mungkin tak pernah menyadari adanya pemanasan global, jadi hanya ada kata maaf jika seseorang pada 20 tahun mendatang meninggal karena infeksi rutin karena kita tak memiliki antibiotik," tegasnya.
Dia mengatakan hanya ada satu antibiotik yang tersisa untuk mengobati gonorrhoea. Badan Kesehatan Dunia WHO telah memperingatkan dunia akan menghadapi masa "pasca antibiotik" kecuali ada aksi nyata yang dilakukan.
LONDON -- Ilmuwan memperingatkan tentang peningkatan infeksi akibat resistensi obat antibiotik. Resistensi ini dianggap sangat berbahaya sehingga
BERITA TERKAIT
- Dermalogia Perkenalkan Aesthetic Intelligence dalam Perawatan Kulit Premium
- Perhatikan! Gim Daring Berbeda dengan Judi Online
- Tawarkan Menu Beragam, D'Bakso Manjakan Lidah Warga Palangka Raya
- Inilah 7 Brand Skincare Terlaris Selama Ramadan 2024
- Waspada, Ini 4 Makanan Penyebab Kanker Payudara
- Ingin Berat Badan Naik dengan Cepat, Jangan Ragu Konsumsi 3 Makanan Ini