Respons Fahri Hamzah Terkait Polemik Taruna Akmil Enzo

Respons Fahri Hamzah Terkait Polemik Taruna Akmil Enzo
Fahri Hamzah. Foto: Instagram fahrihamzah

“Pak Rene dan Ibu Julie, orang tua Clovis dan sahabat saya punya pabrik di Jogja. Nampaknya mereka mempersiapkan anaknya menjadi penerus usaha keluarga. Sementara ayah #enzozenzallie Jean Paul Francois Allie telah wafat dan Ibunya Siti Hajar dari Sumut menitipnya di Pesantren,” kata Fahri.

Nah, kata Fahri, jadilah Enzo anak pesantren alias santri yang belajar Islam. Suatu hari, kata dia, mungkin Anzo pergi dengan para sahabatnya membawa bendera bertulis kalimat tauhid. “Padahal, ia bercita2 menjadi tentara INDONESIA dan belajar di Akademi Militer, itu mimpinya sejak kecil,” paparnya.

Lantas, kata Fahri, diterimalah Enzo sebagai taruna Akmil dengan nilai yang baik, tetapi malang nasibnya sebuah gambar kehidupannya di pesantren dengan bendera bertulis kalimat syahadat membuatnya dituduh radikal dan terpapar HTI. “Bahkan ada yg menuduh TNI telah kemasukan teroris. #enzozenzallie,” kata Fahri.

“Mungkin saja kita punya persoalan menerima orang dengan nama dan wajah yang unik, Tapi mengapa permainan bendera ini menyeret kita kepada irasionalitas yang terlalu jauh? Apa yang mau kita dapat dari menuduh bendera yang pada masa perang kemerdekaan juga berkibar?” lanjutnya.

Fahri menambahkan, Indonesia dengan demokrasi yang diterapkan dan UU yang dibuat, dirancang untuk memiliki pikiran terbuka. Menyempitnya cara berpikir terutama tentang agama akan membuat negara menyingkir dari kemajuan dunia. “Jangankan menerima tamu, warga sendiri kita curigai,” tegasnya.

Dia menegaskan, jangan mau diadu domba. Anak-anak bangsa seperti Enzo dan Clovis adalah masa depan. Dunia sedang dilengkapi oleh fasilitas komunikasi dan transportasi yang memungkinkan interaksi global terjadi secara masif. “Pikiran kita harus terbuka. Harus waras dan rasional,” kata Fahri.

Politikus asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu berterima kasih kepada petinggi TNI yang telah bersikap benar. “Bahwa #enzozenzallie adalah WNI dengan seluruh haknya untuk menjadi mahasiswa Akademi Militer. Dan karena kemampuannya termasuk bahasa asing, setelah dites dia lulus. Cukup!” ujarnya.

“Pandangan pribadi dan pilihan politik orang bukan dosa di negeri ini. Itu masa lalu, ada banyak yang bangga dengan ideologi komunis, toh jadi pejabat publik. Kenapa pula santri bule ini jadi masalah? Inilah penyakit kambuh kita, mentalitas yg tidak bagus diteruskan,” paparnya.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah angkat bicara soal polemik taruna Akademi Militer (Akmil) Enzo Zens Allie yang dituding terpapar radikalisme karena memegang bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News