Restoran Diprediksi Terdampak Harga Tiket Pesawat Mahal

Restoran Diprediksi Terdampak Harga Tiket Pesawat Mahal
Penumpang di Bandara. Ilustrasi Foto: Jawapos.com

“Kenaikan inflasi tersebut masih dalam kisaran target inflasi bank sentral. Sehingga masih terkendali,” tutupnya.

Sementara Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kaltim Yusi Ananda Rusli mengatakan, pariwisata tidak hanya datang dari orang-orang yang ingin berlibur ke Kaltim. Tapi masyarakat yang datang ke Bumi Etam untuk kegiatan, atau menjalankan bisnis juga tercatat sebagai wisata.

Samarinda saat ini sudah memiliki Bandara APT Pranoto, namun harga tiket yang ditetapkan maskapai masih tinggi.

“Bahkan, saat INACA menetapkan akan menurunkan harga tiket pesawat, di Kota Tepian belum memperlihatkan adanya penurunan,” jelasnya.

Menurutnya, harga yang ditetapkan tentunya sudah sesuai aturan. Namun, Bandara APT Pranoto akan tetap menerapkan tiket lebih mahal karena demand yang masih banyak. Sebenarnya, jika dilihat kebanyakan penumpang Bandara APT Pranoto datang dari Bontang, Sangatta, dan sekitarnya. Sedangkan masyarakat Samarinda masih banyak memilih terbang dari Balikpapan.

“Hal itu karena dengan tujuan yang sama dari Balikpapan lebih murah. Sedangkan masyarakat Bontang dan Sangatta akan memilih Samarinda karena dekat,” tuturnya.

Dia menjelaskan, itu namanya segmentasi pasar yang sudah diatur. Saat ini, masyarakat diberikan pilihan. Selama demand masih banyak, maka supply akan banyak. Itu hukum berbisnis. Kalau harga yang mahal masih banyak memiliki permintaan, maka akan tetap seperti itu.

Pasarnya masih ada. Selama pasarnya jelas harga tidak akan turun. “Tapi, harga yang mahal tentunya menjadi pertimbangan konsumen,” jelasnya.

Dampak harga tiket pesawat yang mahal bukan hanya mengerek inflasi tapi juga ke sektor pariwisata, termasuk hotel dan restoran.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News