Reza Indragiri, Master Langka Bidang Psikologi Forensik

Tak Butuh Empati, Curiga Jadi Senjata Utama

Reza Indragiri, Master Langka Bidang Psikologi Forensik
Foto : Naufal Widi/JAWA POS
Sesuai dugaan awal Reza, banyak yang menyebut lulusan S-1 susah diatur. "Saya gunakan filosofi berjenjang. Kalau sudah S-1 cenderung akan pongah," katanya. Namun, temuan hasil penelitiaannya justru mengatakan sebaliknya. "Justru lulusan S-1 mempunyai keluwesan untuk dibentuk," sambungnya.

   

Menurut dia, hasil temuan itu tidak mengejutkan. Alasannya dua. Pertama, berdasar psikologi perkembangan, usia SMA adalah saat ego sedang tinggi-tingginya. "Sebaliknya, usia S-1 lebih teduh," ungkap Reza.

   

Alasan kedua, kalau ada lulusan S-1 yang pongah, bisa jadi bukan karena latar belakang akademiknya. Harus dilihat modifikasi kurikulumnya, apakah cukup terbagi antara lulusan SMA dan S-1. "Makanya, itu yang saya rekomendasikan (modifikasi kurikulum)," kata ayahanda Menza Fadiyan Amriel, 6, dan Devinza Amriely, 5, ini.

   

Hal itu juga sejalan dengan kebanyakan organisasi kepolisian di negara-negara maju. Banyak yang memberikan kualifikasi S-1 untuk masuk ke dalamnya. "Yang global di negara-negara lain, sudah meninggikan syarat masuk organisasi Polri," jelas Reza.

   

Salah satu upaya penyidik mengungkap kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen yang melibatkan Antasari Azhar adalah menggunakan pendekatan psikologi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News