Ribuan Buku Nikah Curian Dijual ke Penyedia Jasa Kawin Siri, Harganya Sebegini

Ribuan Buku Nikah Curian Dijual ke Penyedia Jasa Kawin Siri, Harganya Sebegini
Kapolres Bungo, AKBP Guntur Saputro saat menanyai para tersangka pencuri buku nikah. Foto: jambi-independent

jpnn.com, MUARABUNGO - Polisi masih terus melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap empat pencuri dan penadah 1.500 buku nikah yang dicuri dari Kantor Kemenag Muarabungo.

Mereka adalah Agam Satyawan (37), Hendrizal (36), warga Kota Pekanbaru, Yurnalis (66), warga Kabupaten Kampar, Provinsi Riau dan Bachtiar (68), warga Pesisir selatan, Sumatera Barat.

Kapolres Bungo AKBP Guntur Saputro menyebutkan, dari hasil pemeriksaan sementara, sejumlah buku nikah yang dicuri dan dijual kembali, ternyata beralih tangan ke penyedia layanan nikah siri.

Setidaknya ada 20 pasang buku nikah yang terjual di Sumbar, dan dihargai Rp 100 ribu per buku nikah kosong. Awalnya memang, pihaknya cukup kesulitan untuk mengungkap kasus ini.

Namun, dari penyelidikan, tersangka utama, Agam Satyawan diciduk saat akan mengedarkan buku nikah curian tersebut. Dari nyanyian Agam lah, kemudian polisi mengamankan tersangka lainnya. Tiga tersangka lainnya merupakan penadah buku nikah curian.

“Di antara ada yang berprofesi sebagai ketua RT dan imam masjid. Terbukti dengan stempel asli, tetapi palsu yang telah disiapkan. Mereka sudah kerap beraksi di beberapa daerah,” terangnya.

Agam Satyawan menjual buku nikah curian itu ke Bachtiar yang memiliki tempat layanan nikah siri. “Dari hasil nikah siri menggunakan buku nikah curian itu dihargai Rp 1 juta,” terangnya.

Lantas bagaimana cara mereka mengisi buku nikah tersebut? Lanjut Guntur, salah satu tersangka merupakan pecatan pegawai Kemenag, dan mahir mengisinya.

Polisi masih terus melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap empat pencuri dan penadah 1.500 buku nikah yang dicuri dari Kantor Kemenag Muarabungo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News