Ribuan Pengungsi Terancam Kelaparan

Ribuan Pengungsi Terancam Kelaparan
Ribuan Pengungsi Terancam Kelaparan

Yang miris justru bantuan logistik yang dirasa sangat kurang oleh warga pengungsi. Sehari kemarin, mereka hanya menyantap masing-masing satu bungkus mie instan tanpa tahu besok akan dapat makan atau tidak.  Hal ini dikarenakan penyebaran logistik yang dirasa tidak merata oleh warga korban banjir. Untuk itu warga mengharapkan petugas lebih mengutamakan wilayah yang menjadi korban terparah dari bencana banjir yakni di Jleper dan Ngelokulon.

 

Ketinggian air sendiri terus bertambah sehingga mengakibatkan warga yang semula enggan mengungsi, terpaksa harus berubah pikiran. Mereka diungsikan dengan menggunakan perahu karet dari tim SAR yang terus berkeliling di desa-desa mencari warga yang terjebak banjir. Seperti keluarga Hermawan (38) dan Solekah (37) keduanya warga RT 02 RW 02 Desa Jleper yang terjebak banjir sejak kemarin. Padahal Solekah baru saja melahirkan bayinya yang kini baru berumur 22 hari. Bayi yang diberi nama Mohamad Fahri Afel tersebut diselamatkan bersama kedua orang tuanya dan neneknya mbah Karmonah.

Sebelumnya rumah Hermawan hanya terendam banjir setinggi 80 cm saja pada awalnya. Namun malam kemarin air terus meninggi hingga ketinggian 1,5 meter yang mengharuskannya menyelamatkan diri dan keluarganya.

 

“Kamis malam sebenarnya kami mau mengungsi, namun karena ada bayi yang masih berumur 22 hari kami tunda hingga pagi harinya. Barulah setelah cuaca cerah, kami mau mengungsi bersama yang lain,” jelas Hermawan.

DEMAK – Banjir bandang yang melanda kecamatan Mijen dan sebagian Wedung tiga hari terakhir ini semakin membuat para korban mengalami kesulitan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News