Ribuan Pengunjung Terpesona di Festival Wisata Religi Manaqib 2016

Ribuan Pengunjung Terpesona di Festival Wisata Religi Manaqib 2016
Menpar Arief Yahya. Foto: pojoksatu

jpnn.com - CIAMIS – Wisata religi, betulkah berdampak signifikan pada ekonomi rakyat? Menpar Arief Yahya menjawab: benar 100 persen. Pergeseran orang dari satu titik kota ke kota yang lain di dalam negeri, itu sudah dihitung sebagai wisata. Karena mereka akan membelajakan uangnya selama berwisata, sekalipun motifnya untuk kepentingan religi. 

“Sebenarnya, orang Umrah dan Haji itu dalam konteks pariwisata juga disebut wisata. Arab Saudi mendapatkan pundi-pundi devisa besar dari wisata ziarah ke tempat-tempat bersejarah itu,” kata Menpar Arief Yahya di Jakarta.

Haji, kata dia, lebih dikategorikan sebagai “Destinasi Waktu”, karena orang datang persis pada waktu yang ditentukan. Harus ada prosesi Wukuf di Arafah, 9 Dzulhijah. Sedangkan, Umrah, itu lebih menitik beratkan pada ziarah, tidak harus menunggu waktu tertentu. Dua-duanya, adalah wisata bertema religi. 

“Anda bisa bayangkan, jutan manusia berkunjung di Makkah dan Madinah untuk menjalankan ibadah. Dalam konteks pariwisata, itu adalah wisata ziarah,” ungkapnya.

Bagaimana dengan wisnus? “Kita punya banyak tempat-tempat berziarah dan selama ini dengan amenitas seadanya sudah hidup. Jika ditambah dengan sentuhan pariwisata, tentu itu akan lebih kuat daya dobrak ekonominya,” ujar Mantan Dirut PT Telkom itu.

Seperti halnya, Festival Wisata Budaya Religi Manaqib 2016, yang digelar di Pondok Pesantren (Ponpes) Sirnarasa di Dusun Ciciuri, Desa Ciomas, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat ini. 

Kemenpar pun mulai membungkus beberapa aktivitas seperti ini sebagai bagian dari wisata religi. Ada pergerakan masyarakat, ada aktivitas kuliner, kerajinan tangan, penyewaan kendaraan, penginapan, souvenir, dan ekonomi kreatif lainnya. 

Ribuan pengunjung tumplek blek ke Ciamis. Daerah-daerah di Jawa Barat seperti Cirebon, Garut, Tasikmalaya, Bandung, Sumedang, Majalengka, Kuningan, Bogor berduyun-duyun datang ke sana. Ada juga yang dari Jawa Tengah seperti Tegal, Pemalang, dan Cilacap. Bahkan dari Jakarta serta Sumatera, seperti Lampung dan Palembang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News