Ribuan Perempuan Turki Minta Dilindungi, Rezim Erdogan Tembakkan Gas Air Mata dan Peluru Karet

Ribuan Perempuan Turki Minta Dilindungi, Rezim Erdogan Tembakkan Gas Air Mata dan Peluru Karet
Polisi menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa guna membubarkan mereka. (AP: Kemal Aslan)

Polisi Turki menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan unjuk rasa ribuan perempuan di Istanbul. Mereka berunjuk rasa menentang kekerasan yang dilakukan oleh pria.

Ribuan perempuan berkumpul di Istanbul guna memperingati Hari Internasional Penghentian Kekerasan Terhadap Perempuan.

Mereka membawa spanduk bertuliskan "Kami tidak diam, tidak takut" dan "Kami akan berjuang sampai mendapat apa yang kami inginkan". Beberapa bahkan mendesak Pemerintah Turki untuk mengundurkan diri.

Para pengunjuk rasa juga meminta agar Turki menghormati perjanjian internasional yang ditandatangani di Istanbul yang dimaksudkan untuk melindungi perempuan.

Konvensi Istanbul yang bersejarah itu ditandatangani di tahun 2014 dan menjadi landasan hukum di seluruh Eropa untuk menangani, mencegah dan mengadili tindak kekerasan terhadap perempuan.

Beberapa pejabat dari partai yang berkuasa sudah menyerukan agar perjanjian tersebut dikaji kembali, karena dianggap tidak cocok dengan nilai-nilai Turki yang lebih konservatif dibandingkan negara-negara Eropa lainnya.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan memutuskan menarik Turki keluar dari konvensi di bulan Maret dengan dekrit presiden yang mengejutkan.

Tindakan tersebut menimbulkan kecaman dari kelompok pejuang hak-hak perempuan dan juga dari negara-negara Barat.

Polisi Turki menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan unjuk rasa ribuan perempuan di Istanbul.

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News