Ribuan Perempuan Turki Minta Dilindungi, Rezim Erdogan Tembakkan Gas Air Mata dan Peluru Karet

Gugatan ke pengadilan atas tindakan tersebut ditolak oleh pengadilan dan penarikan diri Turki disahkan di bulan Juli.
'Kami akan terus berjuang'
Polisi anti huru hara yang sudah memasang barikade sebelumnya di ujung jalan untuk mencegah rombongan pengunjuk rasa, kemudian melepaskan gas air mata ketika sekelompok pengunjuk rasa berusaha melewati barikade.
Menurut laporan harian Cumcuhuriyet, paling tidak satu orang pengunjuk rasa mengalami cedera.
"Sebagai perempuan saya tidak merasa aman di Turki," kata pengunjuk rasa Cansu Ozkan ketika ikut dalam unjuk rasa di kawasan Istiklal Street.
"Saya tidak merasa aman ketika keluar rumah di waktu kapan saja, tidak masalah siang atau malam.
"Saya rasa semua perempuan juga merasa seperti itu."
Seorang pengunjuk rasa lainnya, Serhat Alan mengatakan perempuan sudah "dibunuh secara terang-terangan".
"Jika pria bisa menunjukkan pisau di kereta ... Jika pelaku kekerasan bisa dengan tenang berjalan di antara kita, ini tidak benar," katanya.
Polisi Turki menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan unjuk rasa ribuan perempuan di Istanbul.
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas