Ribuan Perempuan Turki Minta Dilindungi, Rezim Erdogan Tembakkan Gas Air Mata dan Peluru Karet
"Kami tidak menerima dan tidak akan menerima, kami akan terus berjuang."
Unjuk rasa serupa juga dilakukan di Ankara dan kota-kota lainnya di Turki.
Setelah menarik diri dari Konvensi Istanbul, Pemerintah Turki mengumumkan Rencana Aksi Untuk Mengatasi Kekerasan Terhadap Perempuan, seperti melakukan kajian soal proses peradilan, meningkatkan layanan perlindungan dan upaya lainnya.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan kekerasan terhadap perempuan semakin meningkat di Turki.
Kelompok pegiat 'We Will Stop Femicide' mengatakan 353 perempuan tewas dibunuh di Turki sepanjang tahun 2021 dengan 409 orang tewas dibunuh tahun lalu.
Di bulan Oktober, 18 perempuan dibunuh oleh pria dan 19 lainnya ditemukan tewas dalam keadaan mencurigakan, menurut kelompok tersebut.
ABC/wires
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News
Polisi Turki menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan unjuk rasa ribuan perempuan di Istanbul.
- Hasil VNL 2024: Wanita-Wanita Italia Membuat Turki Menderita
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- VNL 2024: Jepang Vs Turki 3-2, Juara Bertahan Tumbang