Rieke Diah Pitaloka Menggaungkan Pentingnya Data Desa dan Kota Presisi dari Indarung

Saya tidak mau Indarung hilang dari sejarah. Saya tidak mau Indarung dilupakan.
Saya butuh energi semangat dan kecintaan tanah air yang terekam di besi berkarat Indarung.
Kemarin saya berada di Bali dalam rangkaian perjuangan bersama jejaring intelektual kolektif implementatif memperjuangkan norma yuridis Sistem Penyelenggaraan Pemerintah Daerah berbasis Data Desa/Kota Presisi, yang saat ini masih terganjal di pintu masuk istana, agar tak sampai ke meja Paduka Yang Mulia, Bapak Presiden Republik Indonesia.
Hampir saja saya menyerah. Namun, tiba-tiba saya ingat, bahwa hari ini saya akan berada di Indarung, dan seketika ingatan itu membangkitkan ingatan lama saya pada penampilan Bung Karno dengan peci hitam bersama 513 orang pendiri bangsa lainnya.
Saya seperti digugah kesadaran bahwa di balik angka dalam data negara, ada nasib dan nyawa jutaan rakyat yang dipertarungkan.
Perjuangan ini berat saudara-saudara, bicara angka dalam data adalah tentang pendataan yang memakan triliunan uang rakyat.
Angka dalam data negara artinya juga alokasi ribuan triliun uang rakyat untuk biayai pembangunan di segala bidang.
Data yang tidak akurat dan aktual adalah pintu masuk raibnya uang hasil keringat rakyat di pelosok tanah air.
Rieke Diah Pitaloka mengaku seketika membangkitkan ingatan lamanya pada penampilan Bung Karno dengan peci hitam bersama 513 orang pendiri bangsa lainnya.
- RDP di DPR, Ahmad Luthfi Beberkan Konsep Pembangunan Jateng 5 Tahun ke Depan
- Rempang Eco City Tak Masuk Daftar PSN Era Prabowo, Rieke Girang
- Perihal Koperasi Desa Merah Putih, Tito Sulistio: Langkah Tepat Prabowo Membangun Ekonomi Pedesaan
- Ahmad Luthfi Kumpulkan 7.810 Kades untuk Ikut Sekolah Anti-korupsi Jateng
- PSN Rempang Eco City Tak Masuk Perpres yang Diteken Prabowo, Rieke: Batal!
- Soal Polemik Soeharto Pahlawan, Ketum Muhammadiyah Singgung Bung Karno hingga Buya Hamka