Rilis Buku, Noriyu Ingin Hapus Stigma Bunuh Diri

Rilis Buku, Noriyu Ingin Hapus Stigma Bunuh Diri
Acara peluncuran dan diskusi buku Jelajah Jiwa, Hapus Stigma di @america, Pacific Place, Jakarta Selatan. 11 Maret 2020. Foto: dokumen istimewa untuk jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Bunuh diri masih hal yang tabu untuk dibahas dan didiskusikan di Indonesia. Sayangnya, banyak orang yang memiliki stigma buruk terhadap kesehatan mental dan bunuh diri.

Hal inilah yang menjadi alasan dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ, atau akrab disapa Noriyu untuk meneliti tentang bunuh diri.

Pada peluncuran dan diskusi buku "Jelajah Jiwa, Hapus Stigma" yang diadakan Rabu (11/3) di Pacific Place, Jakarta, Nuriyu dan narasumber lainnya mendiskusikan buku terkait tindakan bunuh diri pada dua orang pelukis di Yogyakarta.

Studi kasus dua pelukis yang meninggal karena bunuh diri. Dalam tesis itu Noriyu mendapatkan informasi bahwa kedua pelukis tidak mempunyai anggota keluarga yang melakukan bunuh diri. Berbagai wawancara menunjukkan bahwa pelaku kemungkinan mengalami masalah kejiwaan.

"Kedua seniman juga diduga mempunyai beragam stresor, yang terkait dengan karya seni (lukisan), hubungan pribadi dengan kekasih, dan masih banyak lagi hal-hal yang membuat kedua seniman memutuskan untuk bunuh diri," papar NoRiYu.

Beberapa warning signs di antaranya adalah menjelang bunuh diri menunjukkan karya lukis yang depresif (di mana Noriyu menggunakan juga teknik triangulasi dengan melakukan analisis lukisan bersama kurator lukis, budayawan, dan psikiater Eugen Koh dari The Dax Centre - University of Melbourne yang pakar art and healing) dan sikap mereka yang tidak kuat menghadapi berbagai persoalan maupun penyakit yang menyertainya. Juga ada perasaan bersalah dan berdosa.

Hal itulah yang menjadi dasar Noriyu menjadikan tesisnya sebagai buku dengan judul Jelajah Jiwa Hapus Stigma: Autopsi Psikologis Bunuh Diri Dua Pelukis.

Para pakar membahas tentang misteri dari tindakan bunuh diri itu sendiri, kecenderungan bunuh diri di kalangan kreatif, apa peran masing-masing kita dalam upaya pencegahan bunuh diri.

Bunuh diri masih hal yang tabu untuk dibahas dan didiskusikan di Indonesia. Sayangnya, banyak orang yang memiliki stigma buruk terhadap kesehatan mental dan bunuh diri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News